HALUANRIAU.CO, RIAU - Kopi Robusta Batang Kapas asal Riau mulai menunjukan taring.
Dikutip dari akun Instagram @kopicurah, Kopi Robusta Batang Kapas merupakan kopi lokal dari Riau yang mana kini banyak diperbincangkan bagi pecinta kopi lokal.
Kopi Robusta Batang Kapas ini berasal dari Desa Lubuk Bigau, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kampar, Riau.
Kebun Kopi Robusta Batang Kapas milik masyarakat ini bisa ditemukan di sepanjang jalan menuju objek wisata Air Terjun Batang Kapas.
Baca Juga: Eksekusi Jalan Tol Pintu Masuk Kandis Utara Berjalan Aman dan Lancar
Kebun Kopi Robusta Batang Kapas ini dikelola langsung oleh masyarakat setempat, dengan luas lahan yang tidak begitu luas, setiap petani kopi hanya memiliki 1 hingga 2 hektar kebun dengan usia tanam yang paling tua tiga tahun.
Kopi jenis ini pun panen setiap hari di mana petani kopi mengambil buah ceri kopinya. Untuk menjaga kualitas, maka petani hanya memetik kopi yang berwarna merah sebagai indikasi kematangannya.
Seiring bertambahnya usia pohon Kopi ini, maka kini hasil panen pun akan semakin banyak. Ke depanya petani kopi berharap nisa menghasilkan biji kopi super premium sekelas Fine Robusta.
Kopi Robusta (nama Latin Coffea canephora atau Coffea robusta) merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffee Canephora.
Baca Juga: CV Seperi Ini Jelas Gagal oleh HRD, Kenali Sebelum Terlambat
Jenis kopi ini tumbuh baik di ketinggian 400-700 MDPL, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika dan Liberika.
Tanaman ini memiliki sistem akar yang dangkal dan tumbuh menjadi pohon atau perdu hingga mencapai 10 meter.
Masa berbunganya tidak teratur dan membutuhkan sekitar 10-11 bulan bagi buahnya untuk masak, hingga menghasilkan biji kopi yang diinginkan
Kopi Robusta menghasilkan lebih banyak panen daripada jenis Arabika, dan mengandung lebih banyak kafein, yakni 2,7% dibandingkan dengan Arabika yang mengandung 1,5% saja.
Selain itu, Robusta juga lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga membutuhkan lebih sedikit herbisida dan pestisida daripada perkebunan Arabika.
Artikel Terkait
Disaat Kasus Covid-19 Meningkat di Meranti, Indra Yopi Sayangkan Kebijakan Bupati Ajak Pengawai ke Kedai Kopi
Meski Kaya Manfaat Minum Kopi Berlebihan Bisa Ciutkan Otak, Berikut Ini Takaran Minum Kopi yang Sehat
Minum Kopi Bersama Wartawan, Kapolres Kuansing Inginkan Terwujudnya Sinergisitas yang Baik
Berikut ini 7 Minuman Penghilang Ngantuk Selain Kopi, Dijamin Bikin Melek!