Sandiaga Uno Berharap Mie Aceh Bisa Mendunia

- Jumat, 22 Oktober 2021 | 14:14 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (Foto: Instagram @sandiuno)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (Foto: Instagram @sandiuno)

HALUANRIAU.CO, ACEH - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong agar Mie Aceh bisa mendunia dan dikenal masyarakat secara global. Hal itu dikatakan Sandiaga saat mengunjungi Museum Aceh, Banda Aceh, Selasa, 19 Oktober lalu.

"Mie Aceh sebetulnya lebih dikenal masyarakat daripada ayam tangkap. Hal ini merupakan suatu peluang yang baik, karena makanan yang berbasis mie masih sedikit, kalau berbasis daging sudah banyak, ada rendang, soto, sate, dan juga nasi goreng. Jadi kalau Mie Aceh ini bisa kita kembangkan, ini bisa go international," katanya di sela kunjungan kerja ke Aceh, Rabu(20/10/2021).

Keunikan cita rasa Mie Aceh terletak pada racikan bumbu yang kaya akan rempah-rempah, sehingga menghasilkan rasa yang kuat di lidah. Mienya pun cukup unik karena berwarna kuning dan bentuknya tebal pipih.

Mie Aceh memiliki beberapa varian, ada yang kering, nyemek, dan basah. Toppingnya pun beragam, ada telur, daging, udang, dan lainnya sesuai selera.

Baca Juga: Jelang Pilkampung Serentak di Kabupaten Siak, Ini Harapan Ketua DPRD Indra Gunawan SE

Dia menjelaskan, Indonesia juga bisa membuat festival Mie Aceh tingkat dunia. Supaya, kuliner khas dari tanah Serambi Mekkah itu dapat menjadi bagian dari program Spice Up the World.

"Saya ingin melihat ada Mie Aceh di New York atau London," harapnya.

Selain Mie Aceh, ada beberapa kuliner yang menjadi ikon Aceh lainnya, seperti Kuah Beulangong (kari daging), Timpan, Asoe Kaya (srikaya), dan Roti Cane.

Beragamnya kuliner khas Aceh tersebut, tutur Sandi, membuat sektor kuliner di Provinsi Aceh pada 2018 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.000 orang.

Baca Juga: Korupsi Proyek Jalan di Bengkalis, KPK Jadwalkan Periksa 3 Saksi dan 2 Ahli Konstruksi untuk M Nasir

"Omzet per tahun pun bisa mencapai Rp5,4 triliun," ujarnya.

Selain itu, dia juga mendorong para pelaku usaha di bidang ekonomi kreatif di Aceh agar dapat mengembangkan subsektor game dan aplikasi.

Sandi menilai kedua subsektor ini sangat potensial untuk dikembangkan dan menjadi subsektor yang mengalami peningkatan cukup signifikan di tengah pandemi dan tantangan ekonomi ke depan.

"Harapan kita pandemi ini justru memicu ekonomi kreatif menjadi lokomotif agar bangsa ini semakin besar dan Aceh mampu melahirkan pengusaha-pengusaha kelas dunia," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Taufik Ilham

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X