“Keuntungannya banyak kalau operasi jantung itu, yang pergi itukan bukan hanya si pasien saja pasti yang datang juga keluarganya, pastikan banyak mengeluarkan biaya untuk datang ke Jakarta. Untuk warga Riau secara finansial lebih menguntungkan bagi pasiennya, yang tidak memerlukan mengeluarkan biaya yang banyak, itu yang penting. Walaupun ditampung oleh BPJS tapi biaya lainnya cukup tinggi bagi pasien dan keluarganya,” kata Dudy.
“Jadi standarnya sudah kita samakan jadi mau di operasi di RS Harapan Kita, dan Arifin Ahmad itu sudah standar tinggi yang sama dengan RS Harapan kita, operasi jantung bukan sama dengan Operasi usus buntu yang operasinya sebentar. Dengan peralatan yang cukup baik dan sama dengan di Harapan Kita, karena kita harus standarnya seperti itu lebih baik, dan meminta RS Harapan Kita menyediakan alat yang harus disiapkan sebelum melakukan operasi Jantung. Makanya disamakan dengan Harapan Kita,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Syamsuar, mendukung langkah dari RSUD Arifih Ahmad untuk menjadikan RSUD menjadi Rumah Sakit Jantung mandiri. Dengan persiapan yang matang, Gubri berharap pada akhir tahun ini RSUD Arifin Ahmad menjadi RS Jantung mandiri.
“Jadi tim dari RS Harapan Kita dari Jakarta, ada 8 orang dokternya dengan berbagai keahlian, mereka sudah menyampaikan kepada kita bahwa Rumah Sakit Jantung yang ada di Rumah Sakit Arifin Ahmad ini, akan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Jantung mandiri, yang diperkirakan kalau tidak bulan November, Desember, ditetapkan oleh Mentri Kesehatan,” kata Gubri.
“Saya mensuport karena sekarang ini sudah siap sebenarnya baik dari segi peralatan, dari segi tenaga medis, dan juga kesiapan dari Rumah Sakit sendiri untuk melakukan operasi Jantung,” harap Gubri.