Sebelum Menikah, Remaja Harus Miliki Perencanaan Pembangunan Keluarga

- Kamis, 30 Maret 2023 | 21:30 WIB

HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Ketahanan remaja dinilai penting untuk mempersiapkan mereka sebagai calon orang tua. Bonus demografi bisa menghasilkan dampak positif jika generasi kedepan sehat dan produktif.

Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia saat
membuka acara workshop Parenting 1001 Cara Bicara, Tentang Kita bagi Pengelola PIK
Remaja serta Implementasi Elsimil tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2023, Kamis (30/3).

Menurutnya,  saat ini jumlah remaja yang tergolong milenial dan generasi Z mendominasi komposisi penduduk Indonesia.

Mereka ini adalah golongan masyarakat yang sangat akrab dengan dunia digital. Untuk itu, BKKBN membuat program Workshop Parenting 1001 Cara Bicara agar pendekatan keluarga lebih masif dan sesuai dengan karakteristik remaja terkini.

"Ini adalah cara pendekatan yang efektif pada remaja kita di era digital yang begitu masif. Peserta adalah para pembina PIK Remaja. Mereka akan diberi pemahaman cara melakukan pendekatan pada remaja dari narasumber yang juga seorang psikolog," ungkap Mardalena.

Ia juga menambahkan, agar remaja tumbuh secara positif, pemerintah juga menaruh perhatian dengan membuat program Duta Genre. Kemudian, ada juga PIK Remaja yang tujuannya untuk menyebarkan informasi terkait Kesehatan Reproduksi Remaja.

Kemudian memberi edukasi terkait pendewasaan usia perkawinan. Sehingga mereka tidak menikah dini, tidak melakukan penyimpangan seksual, tidak menggunakan narkoba dan sebagainya.

Sementara, terkait upaya penurunan angka stunting, BKKBN Riau menegaskan tetap fokus mencapai target 14 persen di tahun 2024. Salah satunya yaitu dengan melakukan screening pada calon pengantin atau pasangan usia subur. Kemudian, hasilnya diukur dalam Elsimil.

Meski ada screening, bukan berarti pasangan yang sudah menetapkan jadwal menikah harus membatalkan rencana itu. Karena, jika hasil Elsimil merah, mereka bisa menikah sesuai jadwal namun dalam pendampingan. Sebagai contoh, jika calon pengantin berpotensi hamil yang berisiko, maka diminta untuk ditunda dulu," paparnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Said Masri dalam laporannya menyampaikan, tiga kegiatan ini punya keterkaitan dan berkontribusi pada program. Sehingga program pembangunan keluarga, khususnya ketahanan remaja bisa sesuai dengan yang telah direncanakan.

"Pembinaan ketahanan remaja dinilai penting untuk mempersiapkan mereka sebagai calon orang tua. Caranya dengan memberi akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan kehidupan remaja. Untuk itu, perlu remaja memiliki persiapan dalam menjalani transisi kehidupan remaja,"katanya.

Ditambahkannya, tujuan pertemuan ini adalah meningkatkan pengetahuan pengelola PIK Remaja dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam membina serta penguatan karakter remaja. Kemudian meningkatkan pengetahuan pendidik dan pembina PIK Remaja.

Kemudian meningkatkan pengetahuan pengelola. Khususnya yang melakukan pendampingan pasca salin dan pendampingan calon pengantin yang terdaftar dalam aplikasi Elsimil.

Peserta untuk acara parenting 1001 Cara bicara ada 54 orang, pengelola PIK Remaja ada 54 orang. Kemudian untuk peserta implementasi Elsimil ada 56 orang. Total peserta adalah 164 orang.

Diharapkan lewat kegiatan ini, meningkat pengetahuan seluruh peserta. Kemudian
meningkatnya pengetahuan guru pembina remaja dan kawan sebaya remaja dalam upaya penguatan karakter dan persiapan berkeluarga bagi remaja,"pungkasnya.

Halaman:

Editor: Bilhaqi Amjada A'araf

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pelajar di Dua Sekolah Terindikasi LGBT

Selasa, 30 Mei 2023 | 15:45 WIB
X