HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau menggelar diskusi 'Pojok Pengawasan' yang digelar pada, Jum'at (4/11).
Dalam diskusi tersebut hadir sebagai pembicara Komisioner KPU Riau Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM, Nugroho Noto Susanto; Ketua Republik Institute, Rusidi Rusdan dan Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal.
Dalam diskusi panelis itu, Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal menyebutkan bahwa pihaknya sendiri kini untuk pemilu 2024 lebih fokus kepada pengawasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan hal tersebut menjadi paradigma baru bagi Bawaslu Riau.
"Sebelumnya kehadiran Bawaslu melakukan pengawasan untuk menemukan pelanggaran dalam Pemilu, sekarang penekanannya lebih kepada melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran," ungkap Alnofrizal.
"Paradigma baru dari Bawaslu (kini, red) adalah mengawasi pencegahan pelanggaran."
Selain pengawasan untuk mencegah, Komisioner KPU, Nugroho Noto Susanto dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa pemilih pemula percaya bahwa demokrasi adalah sistem terbaik walau tidak sempurna.
"Kemaren kami melakukan riset kecil-kecilan kepada pemilih pemula sebanyak 100 pemilih pemula, itu mayoritas diatas 70-80 persen percaya demokrasi adalah sistem terbaik meskipun tidak sempurna," ungkap Noto.
Walaupun demikian, Noto lebih menyoroti dan menyayangkan tentang adanya para pemilih pemula yang setuju dan mengaku politik uang itu merupakan sesuatu yang wajar dan yang ingin melaporkan kejadian tersebut sangat kecil.
"Ketika ditanya anak-anak muda pemilih pemula, apakah anda setuju dengan politik uang ada yang menjawab 11 persen setuju politik uang."
"Insigt Data Center sama CSIS Agustus 2022 sebanyak hampir 30 persen ketika ditanya (pemilih pemula, red) politik uang itu wajar, mereka menjawab wajar," tegasnya.
"Seberapa besar anda akan melapor ketika anda mendapatkan praktik politik uang, yang sangat besar melapor itu hanya 7,6 persen, ungkap Noto.
Menurutnya ada beberapa alasan yang membuat pemilih pemula mengaku politik uang adalah hal yang biasa.
"Dia (pemilih pemula, red) tidak sedang mencari nafkah, kebutuhannya adalah kuota untuk medsos, begitulah kira-kira."
Noto melanjutkan bahwa berdasarkan dengan apa yang ia dapatkan politik uang sangat berpengaruh dalam keterpilihan seseorang dan itu adalah tantangan untuk Bawaslu.
Artikel Terkait
Kejati Periksa 10 Saksi Usut Dugaan Korupsi yang Libatkan Mantan Bupati Inhil, Indra Muchlis Adnan
Minim Fasilitas Latihan Namun Penuh Prestasi, Porserosi Pekanbaru Siap Rebut Piala Walikota Pariaman 2022
KPU Pelalawan Verifikasi Faktual Kepengurusan Parpol peserta Pemilu 2024
NasDem Sebut Bagus Jika AHY Diklaim Mampu Penuhi Kriteria Cawapres Anies Baswedan
Didakwa Melakukan Korupsi, Oknum Notaris Dewi Farni Dja'far Terancam 20 Tahun Penjara
Kepala BIN sebut Kepala BPIP Sebagai Pejuang Islam Moderat saat Hadiri Wisuda STIN
Gemuru Catur Bupati! Bergema Saat Pelantikan Pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Kampar
Tinggal 3 Hari Lagi, KPU Kampar Optimis Rampungkan Verifikasi Faktual Parpol
Sudah Ajukan, Ketua KPU Kampar 'Enggan' Ungkap Nominal Anggara Pilkada 2024
Selain Terima Gelar Adat, Ini Agenda Ketua Majelis Syura PKS di Provinsi Riau