Final Bulutangkis Olimpiade Ternyata Dipimpin GurU dari Gunungkidul, Nadi Makarim Bilang Ini

- Sabtu, 7 Agustus 2021 | 13:26 WIB
Wahyana (ist)
Wahyana (ist)

HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Greysia Polii dan Apriyani Rahayu memang sudah menjadi juara di Olimpiade Tokyo 2020 di cabang Bultangkis nomor ganda putri. Prestasi gemilang diraih pasangan Greysis/Apriyani dengan mencetak rekor pertama kalinya emas Indonesia daari ganda putri Bulutangkis.

Namun dibalik itu ternyata ada prestasi lain yang diukir Indonesia dalam final Bulutangkis Olimpiade yang diraih oleh seorang guru SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul Yokyakarta beranama Wahyana (53).

Wahyana merupakan guru olahraga di SMP 4 Patuk Gunungkidul dan juta merangkap sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Partai final tunggal putri Olimpiade Tokyo 2021 antara Chen Yu Fei dari China dan Tai Tzu Ting dari Taiwan ternyata dipimpin oleh wasit asal Indonesia dan dia itu adalah Wahyana yang sudah malang melintang di dunia wasit Bulutangkis baik dalam maupun luar negeri.

wahyana dulunya adalah seorna atlet bola voli, namun karena cedera yang dialamainya ia memutuskan tidak lagi bermain voli dan beralih untuk belajar menjadi wasit bandminton.

Karir wasitnya dimulai di tahun 1988 disaat dirinya diminta sebagai hakim garis dalam setiap turnamen yang dilaksanakan sebelum akhirnya megikuti ui kompetensi wasit di Yokyakarta, Nasional hingga internassional.

“Di tingkat nasional A saya mendapatkan capaian terbaik. Kemudian saya dikirim mengikuti Asia Accreditation di Kuala Lumpur pada 2006 silam. Lanjut lagi di Asia Certification di Johor,” kata Wahyana dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (5/8).

Setelah itu, Wahyana kembali mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan sertifikasi tertinggi pada tahun 2016. Setelah mendapatkan lisensi resmi dari federasi badminton dunia, ia semakin diperhitungkan di tingkat nasional. Jam terbang dalam mengikuti pertandingan juga semakin tinggi.

“Dari 36 wasit yang ada, 11 di antaranya dari Asia dan saya satu-satunya dari Indonesia yang dipercaya memimpin jalannya pertandingan tim tunggal putri memperebutkan medali emas. Tentu ada kebanggaan tersendiri, karena saat final hanya dicari wasit terbaik dari seluruhnya yang ada,” kata Wahyana.

Sebelum di Olimpiade Tokyo 2020 ini, Wahyana sudah juga memimpin kejuaraan internasional lainnya seperti SEA Games, Asian Games, Kejuaraan Dunia, Paralympic, Piala Thomas, Piala Sudirman, dan turnamen lainnya yang sudah terlaksana di hampir 77 negara di dunia.

“Menjadi wasit dalam laga final memang dipilih yang terbaik dan harus memiliki lisensi tertinggi,” kata Wahyana.

Sebagai salah satu pengurus PBSI, Wahyana memiliki program untuk mencetak wasit muda dari seluruh penjuru Indonesia. Seiring program berjalan, minat untuk menjadi wasit muda sudah mulai banyak. Namun ada kendala yang mereka hadapi yaitu kemampuan berbahasa Inggris.

“Banyak yang belum bisa sampai ujian kompetensi internasional. Banyak sebenarnya yang minat tapi bahasa menjadi kendala. Saat ini kami merekrut yang punya dasar bahasa Inggris yang baik dulu,” ungkap Wahyana.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim turut bangga dengan prestasi yag diukir Wahyana dan itu diungkapakan dalam instagramnya (@nnadimakarim)..

"Setelah pelajar, kini giliran sosok guru yang berprestasi di ajang olah raga dunia. Terima kasih atas pengabdian Bapak Wahyana dan Ibu Lia yang berhasil menembus Olimpiade Tokyo 2020 sebagai wasit cabang bulu tangkis. Ibu dan Bapak adalah inspirasi kami untuk terus berkontribusi mengharumkan nama Indonesia, ucap Nadim.

Halaman:

Editor: Eka Buana Putra

Sumber: Merdeka.com

Tags

Terkini

X