HALUANRIAU.CO, PIALA DUNIA - Timnas Prancis bakal berstatus sebagai juara bertahan di Piala Dunia 2022 Qatar. Di Rusia 2018, tim berjuluk Les Bleus berhasil merebut gelar juara dunia kedua setelah mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2 pada partai final yang berlangsung di Stadion Luzhniki, Rusia.
Prancis merupakan salah satu dari empat tim Eropa yang bersaing di Piala Dunia edisi pertama pada 1930 bersama Rumania, Yugoslavia, dan Belgia. Prancis memenangkan turnamen pada tahun 1998 ketika menjadi tuan rumah. Pada laga final, mereka mengalahkan Brasil 3-0 lewat dua gol Zinedine Zidane dan Emmanuel Petit.
Kemenangan itu membuat Prancis menjadi salah satu dari delapan tim nasional yang telah memenangkan Piala Dunia sejak 1930. Les Bleus berhasil menyandingkan gelar juara dunia dan juara Euro pada 2000. Namun, Prancis gagal mengulang penampilan impresifnya di Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea.
Berstatus sebagai juara bertahan, timnas Prancis yang saat itu dilatih oleh Roger Lemere harus kandas di babak penyisihan grup. Dari tiga pertandingan, Les Bleus hanya meraih satu poin saat bermain imbang tanpa gol melawan Uruguay. Masih diperkuat materi pemain saat menjadi juara dunia 1998 seperti Zidane dan Thierry Henry, timnas Prancis harus kalah 0-2 dari Denmark dan 0-1 dari Senegal.
Les Bleus hampir mampu membayar kegagalan edisi 2002 pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Mengalahkan sejumlah tim kuat seperti Prancis, Brasil, dan Portugal, Prancis berhasil melaju ke babak final untuk menantang Italia. Laga berakhir imbang dalam waktu normal 90 menit dan perpanjangan waktu, Italia menang adu penalti 5-3 atas Prancis. Insiden tandukan Zidane kepada Marco Materazzi menjadi ikon pada laga puncak itu.
Prancis belum mampu bicara banyak pada dua edisi Piala Dunia setelahnya. Di Afrika Selatan edisi 2010, Prancis terhenti di babak penyihan grup, sedangkan di Brasil pada edisi 2014, Les Bleus dihentikan Jerman di babak perempat final. Jerman akhirnya keluar sebagai juara dunia usai mengalahkan Argentina dengan skor 1-0 pada partai final.
Dahaga juara terbayar saat Prancis berlaga di Piala Dunia 2018. Edisi Qatar 2022 akan menjadi Piala Dunia ke-16 untuk Prancis atau yang ketujuh berturut-turut dalam kompetisi sejak putaran final tahun 1998. Timnas Prancis saat ini berada di urutan keempat dalam peringkat FIFA per Juni 2022 dengan 1764,85 poin. Tim ini menempati peringkat pertama grup kualifikasi Piala Dunia dengan 18 poin. Saat itu, Les Bleus tak terkalahkan.
Timnas sepak bola Prancis telah menjadi rumah bagi banyak pemain terbaik di dunia sepak bola. Mereka punya dua pemain terbaik dalam sejarah sepak bola yang turut berperan besar membawa Prancis menjadi juara dunia pertama kali pada 1998. Mereka adalah Thierry Henry dan Zinedine Zidane.
Sangat mudah untuk menyebut kontribusi Henry ke tim nasional Prancis. Di Piala Dunia 1998, ia mengakhiri turnamen sebagai pencetak gol terbanyak Prancis dengan tiga gol. Ia seharusnya menjadi pemain pengganti di laga final, tetapi kartu merah Marcel Desailly memaksa Prancis mengubah strategi lebih defensif. Pada tahun yang sama, ia mendapat anugerah gelar Legion d'honnoeur atau Ordo Nasional Legiun Kehormatan, penghargaan tertinggi Prancis.
Ketika Les Bleus memenangkan Piala Eropa dua tahun kemudian, Henry mencetak tiga gol di turnamen, termasuk melawan Portugal di semifinal dan Italia di final. Ia terpilih sebagai Man of the Match.
Selain Henry, nama Zinedine Zidane juga menjadi bagian penting sejarah sepak bola Prancis. Ia menjadi pahlawan Les Bleus di final Piala Dunia 1998. Namun, pada 2006, ia menampakkan sisi gelapnya. Permainan indahnya berakhir dengan kontroversi menyusul tandukannya ke dada Marco Materazzi di Piala Dunia 2006.
Pelatih kepala tim nasional Prancis adalah Didier Deschamps. Ia adalah mantan pemain tim nasional Prancis. Dia pensiun pada tahun 2001 dan telah menjadi manajer Les Bleus sejak 2012. Dia menjadi kapten tim Prancis yang memenangkan Piala Dunia 1998.
Bagi Deschamps, Piala Dunia 2022 adalah tantangan baru dengan statusnya sebagai juara bertahan. Mereka tak memiliki modal bagus setelah kalah 2-0 dari Denmark di pertandingan terakhir kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar. Dua bulan menjelang turnamen, Prancis juga tertatih-tatih di ajang UEFA Nations League. Mereka hanya mampu bertengger di peringkat ketiga klasemen A1 di bawah Kroasia dan Denmark.
Tiga kekalahan dalam pertandingan kompetitif sejak Maret membuat Les Bleus mendapat alarm bahaya sebelum tampil di Piala Dunia. Namun, Deschamps menolak anggapan bahwa timnya berada dalam krisis. Itu merujuk pada keputusannya untuk menurunkan tim yang diisi sejumlah pemain muda. “Kami memiliki banyak peluang. Kami lemah, kami membuat kesalahan saat bermain dari belakang," ujar dia.
“Ini adalah tim muda Prancis, yang sebagian besar tidak memiliki pemain dengan pengalaman di level tertinggi. Ini bukan masalah sistem. Kami tidak perlu khawatir. Memiliki pemain dengan pengalaman internasional kembali akan membuat kami baik. Tidak perlu khawatir meski ini sulit untuk semua orang.
Artikel Terkait
Son Heung-min to Real Madrid is Real?
Shin Tae-yong Bakal Ciptakan Duet Rasa Liga Inggris di Timnas Indonesia?
Petaka Juventus, Gagal ke Liga Champions, Liga Malam Jum'at pun Terancam
Grup B: Profil Timnas Wales, Syukur Gareth Bale, 64 Tahun Penantian
Grup C: Profil Timnas Argentina, Menanti Magis Terakhir Sang GOAT
Quique Setien: Barcelona Belum Lunasi Pesangon Saya
Grup C: Profil Timnas Arab Saudi, Kuda Hitam Asia Siap Ulangi Momen 1994
Jika Gagal di Sea Games 2022, Keisuke Honda Bakal Dipecat Timnas Kamboja
Borussia Dortmund Batal ke Indonesia
Manchester City Skuat Termahal Eropa