HALUANRIAU.CO, SEPAK BOLA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyimpulkan bahwa Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah abai dalam keselamatan dan keamanan yang menyebabkan tragedi Kanjuruhan terjadi.
Kesimpulan tersebut disampaikan oleh Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Mohammad Choirul Anam dimana ia juga menjelaskan bahwa tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran HAM.
"Kesimpulan, Tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran HAM. Terdapat kesalahan pengamanan sesuai dengan aturan keamanan PSSI dan FIFA. Terdapat masalah peran dan tanggung jawab. Pengabaian keselamatan dan keamanan meski pertandingan berstatus high risk," ujar Anam dalam jumpa pers di kantor Komnas Ham, Jakarta, Rabu (2/11) siang.
Ia juga melanjutkan bahwa baik Ketua Umum dan Sekjen PSSI tidak mengambil langkah kongkret dalam memastikan keamanan dan keselamatan serta tidak mengambil tindakan membatalkan pertandingan yang sebelumnya dilaporkan bahwa pertandingan tersebut sangat beresiko tinggi.
"Ketua Umum (PSSI, Mochamad Iriawan) dan Sekjen PSSI (Yunus Nusi) tidak mengambil langkah konkret untuk memastikan keamanan. Kewenangan yang dimiliki tidak digunakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan. Mereka sebenarnya punya kewenangan untuk mengambil tindakan termasuk membatalkan pertandingan walaupun mereka mendapat informasinya soal pertandingan high risk berdasarkan surat yang di-cc ke PSSI," ia melanjutkan.
Klik di sini untuk mendapatkan voucher Pegadaian
Anam juga mengatakan bahwa untuk panpel Arema sendiri tidak menjadikan keselamantan sebagai prioritas utama yang membuat penonton melebihi kapasitas stadion Kanjuruhan.
"Match com tahu ada petugas yang membawa gas air mata, tapi tidak dilakukan pencegahan. Berikutnya panpel termasuk klub Arema tidak menjadikan keselamatan sebagai pilar utama. Ini terkait cetak tiket yang melebihi kapasitas stadion. Jadi panpel dan klub Arema tidak menjadikan keselamatan sebagai pilar utamanya," kata Anam.
Selain pihak-pihak tersebut, Komnas HAM juga mengatakan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) hanya mengutamakan kepentingan sponsor dan broadcaster.
"PT LIB sebagai operator kompetisi tidak mengambil langkah konkret terhadap pertandingan high risk dengan mengutamakan kepentingan sponsorship dan broadcaster." tutupnya.
Baca Juga: Tunjukan Aksi Perubahan, Diskominfo dan Persandian Kampar Optimalkan Penggunaan Smart Office
Artikel Terkait
Grup C: Profil Timnas Argentina, Menanti Magis Terakhir Sang GOAT
Quique Setien: Barcelona Belum Lunasi Pesangon Saya
PSSI Putuskan KLB Dipercepat
Peringati Sumpah Pemuda, Ratusan Pelajar di Siak Rebutkan Piala Bergilir Badminton Cup Kapolres Siak
Tidak Ingin Ikut Campur Terkait KLB PSSI, Menpora: Kita Tunggu Saja, Apapun Hasilnya!
Grup C: Profil Timnas Arab Saudi, Kuda Hitam Asia Siap Ulangi Momen 1994
Semua Exco PSSI Disebut Sepakat Mundur Lewat Kongres Luar Biasa
Ketua Umum PSSI: Tak Ada Niatan Saya Melepaskan Tanggung Jawab
Tim KNPI Pelalawan sapu bersih Tropi Turnamen Futsal se-Riau
Komnas HAM: 45 Tembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan