PSSI Sanksi 115 Juta, Presiden Klub PSPS Riau: Saya Rela Tidak Ada Fans

- Jumat, 30 September 2022 | 14:26 WIB
Salah satu selebaran yang bertuliskan Norizam Out terpajang disalah satu Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) (Akmal/HRC)
Salah satu selebaran yang bertuliskan Norizam Out terpajang disalah satu Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) (Akmal/HRC)

HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Komite Disiplin PSSI akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap Klub PSPS Riau seusai kekecauan saat menjamu PSMS Medan di Stadion Utama Riau pada Rabu (22/9) lalu. Sanksi itu dijatuhkan pada, Kamis (28/9) dalam kasus pelanggaran regulasi dan disiplin.

Dalam fakta yang diungkap Komite Disiplin PSSI itu tertulis 3 bentuk yang melanggar regulasi Liga 2 Tahun 2022/2023 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2018. Diantaranya ialah adanya pemain PSPS Riau, Barnabas Sobor tidak menggunakan badges Liga 2 pada lengan kanan jersey, kemudian terjadinya penyalaan lebih dari 10 buah flare oleh supporter PSPS Riau di Tribun Utara.

Dan pelanggaran terakhir yang diungkap Komite Disiplin PSSI ialah adanya supporter PSPS Riau melakukan perusakan stadion, termasuk merusak bangku stadion dan membakar spanduk yang dibawa.

Atas pelanggaran tersebut, Komite Disiplin PSSI memutuskan PSPS Riau jika bertanding sebagai tuan rumah diselenggarakan tanpa adanya penonton sebanyak tiga kali berturut-turut. Lalu menjatuhkan denda sebesar Rp115 juta.

"Ini yang terkini dari PSSI untuk denda yang dikenakan ke PSPS Riau, (sanksi, red) yang sebenarnya tidak kita terima, ini kan merugikan klub," terang Presiden Klub PSPS Riau, Norizam Tukiman, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Akibat Dikejar Massa, Pelaku Curanmor Kritis Akibat Tertusuk Pecahan Kaca di Bagian Bokong

Tidak hanya membayar denda dari PSSI, The Riau Warriors pun juga harus membayarkan ganti rugi ratusan kursi yang dirusak oleh supporter saat pertandingan melawan PSMS Medan lalu. Uang ganti rugi dan denda itu seharusnya bisa dimanfaatkan manajemen untuk kemajuan klub jika supporter tidak berbuat kekacauan.

"Duit sebesar Rp115 juta dan juga uang membayar kursi yang rusak hampir Rp300 juta, kan banyak itu, seharusnya boleh kita gunakan beli pemain atau membaikan fasaliti, tapi malah kita membayar yang tidak seharusnya," urai Bos Zam, sapaan akrabnya.

Norizam untuk kedepannya lebih memilih klub yang milikinya itu tanpa ada supporter, sebab dengan adanya supporter yang membuat kekacauan malah akan merugikan klub, seperti halnya kekacauan yang terjadi pertandingan sebelumnya.

"Saya lebih rela tidak ada fans. Jika seperti ini (kekacauan), (pilih) tidak ada fans. Ini membuktikan saya kepada semua, saya tidak kesah untuk mendapatkan uang tiket, gak ada fans tak apa. Saya rela (ada) fans yang faham tapi tidak anarkis," ungkapnya.

Kemudian dengan dibawanya PSPS Riau keluar dari Provinsi Riau bukan sepenuhnya keinginan, melainkan sebagai bentuk memenuhi permintaan dari supporter, dimana beberapa hari belakangan ini bertebar selebaran yang meminta untuk Norizam cabut.

"Yang mau minta saya untuk out, bukan saya. Saya sayang dengan Pekanbaru dan seluruh masyarakat Riau, saya sayang sebenarnya. Tapi yang mau saya (out) inilah sebagian kata-kata (selebaran) mau saya keluar," tutupnya sambil menampilkan foto selebaran kecaman.

(Mal)

Baca Juga: Resmi! Sirkuit Internasional Buddh India Masuk Kalender MotoGP 2023

Editor: Bilhaqi Amjada A'araf

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Resmi, Mesut Ozil Pensiun dari Sepak Bola

Rabu, 22 Maret 2023 | 18:47 WIB

Haaland Cidera, Frustasi Melanda

Rabu, 22 Maret 2023 | 14:57 WIB
X