HALUANRIAU.CO, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim mengungkapkan kenangannya dengan Indonesia kala jauh sebelum ia kini menjabat jadi orang nomor satu di pemerintahan negeri jiran tersebut.
Disaat memberikan pernyataan bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (9/1/2023), Anwar menceritakan betapa dirinya terombang ambing dan menderita kala berada dititik terendahnya dan orang-orang di Indonesia menyambutnya dengan ramah.
"Semasa kami sulit, hidup dalam keadaan terombang-ambing dan menderita, Indonesia menyambut kami sebagai sahabat sejati. Sebab itu saya beritahu semalam kepada media, itu tak mungkin kita lupakan," kata Anwar saat memberikan pernyataan bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (9/1).
"Orang-orang yang membantu kita menunjukkan Rahmah (kasih sayang) dalam keadaan kita agak tersisihkan, agak terlempar, di arus perkembangan (politik) di Malaysia. Sekali lagi, terima kasih kepada Pak Jokowi yang menerima saya sebagai keluarga besar," tutup dia.
"Indonesia adalah tetangga dekat kami. Kami berbagai rumpun yang sama dan kami adalah teman dekat bahkan ketika saya dibuang dan diasingkan, Indonesia menerima saya untuk menjadi teman sejati," kata Anwar kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (8/1).
Ia mengungkapkan bahwa sosok mantan Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden era Soeharto kala ia di buang dan diasingkan.
Kala itu, Habibie meminta Malaysia agar tidak mengucilkan Anwar. Ketika itu, intelijen Indonesia memberitahu Habibie ada kemungkinan Anwar mengalami kekerasan di penjara.
"Habibie lalu membuat sesuatu yang luar biasa dari segi hubungan diplomatik. 'Saya dengar begini begitu, tolong jangan apa-apa kan adik saya'," ungkap Anwar saat menghadiri tahlilan 28 hari kepergian Habibie di Jakarta pada 2019.
Akibat permintaan Habibie tersebut kala itu, muncul ketegangan hubungan antar kedua negara.
Usai keluar dari tahanan, Anwar kemudian menjalani operasi saraf tulang belakang di Jerman dan selama masa pemulihan pasca operasi, ia menginap di rumah Habibie.
Kemudian pada 2015, ia kembali diseret ke penjara. Sehari sebelum vonis pengadilan Malaysia, Habibie sempat meminta Anwar menginap di rumahnya.
"Habibie bilang ke saya, 'Anwar kamu jangan pulang. Kami tahu, kalau kamu pulang, kamu akan dipenjara lagi. Kamu tidak lagi muda, kamu sudah lama tersiksa hampir tujuh tahun keluar masuk penjara'," jelas Anwar menirukan ungkapan Habibie.
Pada 2015 pula, putri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah, mengunjungi Indonesia untuk menggalang dukungan menyusul tuduhan terhadap ayahnya terkait kasus dugaan sodomi.
Di Indonesia, ia mengunjungi kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) di Jakarta. Saat itu Nurul menilai Indonesia dalam hal demokrasi lebih baik daripada Malaysia.
Baca Juga: Diperjuangkan Aidil Amri 3 Tahun, Pemko Pekanbaru Akan Bangun SMP di Kecamatan Rumbai
Artikel Terkait
Besok, Pemerintah Umumkan Nasib PPKM
Wacana Vaksin Berbayar Muncul Kepermukaan, Menkes: Masih Gratis, Jadi Cepat-Cepat Booster!
Presiden Jokowi Resmi Cabut Aturan PPKM di Indonesia
Respon Mahfud MD Terkait Fredy Sambo Gugat Jokowi dan Kapolri: Itu Gimik untuk Mengaburkan Perkara
Tarif Hotel Untuk Umrah di Saudi Arabia Naik 300 Persen
Istri Wiji Thukul, Sipon Meninggal Dunia
Menkes: Vaksin Covid, Gratis untuk Balita
Sambangi SMP N 5 Satap Harung Hijau, Cabjari Tarempa Kenalkan Hukum kepada Pelajar
Hotman Paris Bakal Turun Gunung Bantu Kasus Suami Selingkuh Dengan Mertua
Ungkapan PM Malaysia, Anwar Ibrahim untuk Indonesia: Ada Tempat Khusus di Hati Sanubari Saya