Es Abadi di Puncak Jayawijaya Akan Punah, Pemda Diminta Berkomitmen Hadapi Perubahan Iklim

- Sabtu, 7 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Ilustrasi  |  Unsplash/Rainer Bleek
Ilustrasi | Unsplash/Rainer Bleek

HALUANRIAU.CO, PAPUA - Gunung Jayawijaya atau juga dikenal Cartenz Pyramida yang berada di Provinsi Papua menjadi sorotan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).

Pasalnya, Jayawijaya kini tengah menghadapi efek dari perubahan iklim. BMKG melihat ada potensi  mencairnya es di gunung yang menjadi kebangaan Indonesia tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar yang digelar Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Jumat, 6 Agustus 2021.

Dwikorita Karnawati meminta komitmen Pemda untuk menghadapi perubahan iklim. Menurutnya peran Pemda sangat penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim tersebut.

Pemerintah Kabupaten atau Kota harus mempersiapkan kemungkinan terburuk dari bencana alam serta dampak perubahan iklim, ujar Dwikorita.

Bencana alam tersebut seperti badai tropis, banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan kekeringan yang diprediksi akan lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih kuat.

BMKG memperkirakan es yang berada di puncak Jaya Wijaya Papua akan punah pada tahun 2025.

Dia pun menegaskan bahwa mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim sudah mendesak, guna mencegah risiko dan kerugian yang lebih besar.

“Aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim butuh komitmen politik, karena harus dimulai dari Kepala Daerah yang diwujudkan dalam rencana pembangunan jangka penengah daerah (RPJMD),” tutur Dwikorita Karnawati, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Sabtu, 7 Agustus 2021.

Dia juga mengingatkan bahwa upaya mengatasi persoalan perubahan iklim adalah tugas yang cukup menantang.

Hal itu adalah karena dibutuhkan komitmen gotong royong dan koneksitas yang kuat dari level pusat hingga daerah, dengan usaha-usaha yang komprehensif dan nyata.

“Jika komitmen hanya dilakukan satu daerah, hal tersebut menjadi kurang berarti. Kita harus membangun persepsi bersama bahwa perubahan iklim ini adalah sebuah kerisauan dan ancaman bersama-sama, karena dampaknya tidak mengenal batas administrasi,” kata Dwikorita Karnawati. Dikutip Haluanriau.co dari BMKG Peringatkan Potensi Jayawijaya Mencair Akibat Perubahan Iklim.

Dia pun membeberkan sejumlah fakta yang dirilis Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) bahwa suhu tahun 2020 menjadi salah satu dari 3 tahun terpanas yang pernah tercatat, meski terjadi La Nina.

Sedangkan di Indonesia, tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua dalam catatan dan pengamatan dari 91 stasiun BMKG yang menunjukkan suhu rata-rata permukaan pada tahun 2020 lebih tinggi 0,7 derajat Celsius dari rata-rata periode referensi tahun 1981-2010.

Situasi itu memicu pergeseran pola musim dan suhu udara, yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi.

Halaman:

Editor: Taufik Ilham

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Kemenkeu: Gaji ke-13 PNS Cair 5 Juni

Sabtu, 27 Mei 2023 | 16:49 WIB

Pelaku Penembakan Kantor MUI Meninggal Dunia

Selasa, 2 Mei 2023 | 13:05 WIB
X