HALUANRIAU.CO, NASIONAL - Keamanan cyber di Indonesia kembali dipertanyakan. Pasalnya baru baru ini data nasabah BNI, nasabah perusahaan finansial (Pinjol) serta Ditjen Imigrasi diduga bocor.
Informasi mengenai kebocoran data tersebut menyeruak di jagat maya, hari ini Jumat (14/1). Data yang bocor tersebut diketahui dijual di situs gelap Raid Forum.
Kebocoran data ini pertama kali diungkap di Twitter oleh akun @rednesia. Akun tersebut juga membagikan tangkapan layar dari akun yang menjualnya di situs gelap.
Dikutip dari CNN Indonesia, ada data karyawan dari Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam postingan di raidforum, data itu dibagikan oleh akun Sentap. Terdapat lebih dari 150 pesan email dari BNI, termasuk dokumen transaksi yang sudah pernah dilakukan.
Baca Juga: Operasi Pasar Murah Minyak Goreng, Pemprov Riau Libatkan Swasta
Dalam tangkapan layar yang dibagikan terdapat potongan surat memo yang berjudul Optimalisasi Perpanjangan Penyaluran Bantuan pelaku Usaha Mikro (BPUM). Terlihat surat itu dikeluarkan pada 4 Januari 2021.
Sementara itu kebocoran data juga menimpa Ditjen Imigrasi. Dalam laman tersebut muncul file berjudul 'Indonesia Immigration Data up to 2021/September'. Data yang disebar akun bernama DBChaser berisi 3,5 juta data, yang diambil dari tahun 2015 sampai 2021 September.
Dalam postingan tersebut terdapat informasi unggahan di raidforum, yaitu pada 12 Januari 2022, pukul 22:27. Data yang dibocorkan itu meliputi data paspor, id pengguna, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, hingga masa berlaku paspor.
Selanjutnya sebanyak 12 juta data pelanggan perusahaan finansial (pinjol) juga diduga bocor, namun tidak disebutkan nama perusahaan pinjol yang dimaksud.
Baca Juga: Gelar JMS di SMA Negeri 1 Siantan, Cabjari Natuna di Tarempa Harap Anak Anambas Ada Jadi Jaksa
Data itu diunggah oleh RafRR dan diposting pada 12 Januari pukul 12.09 siang. Dalam data sampel yang diunggah terdapat informasi nama lengkap, nomor ponsel dan alamat lengkap.
Sebelumnya data pasien Covid-19 milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor dan dijual di forum gelap atau raid forum, Kamis (6/1). Data yang tersebar itu berasal dari 6 juta pasien.
Pengunggah juga memberi sampel medis sebanyak 3.26 GB. Dokumen yang bocor itu merupakan isi rekam medis pasien. Sementara sampel dokumen pasien 720 GB. Dalam situs itu juga ada keterangan dokumen "Centralized Server of Ministry of Health of Indonesia."
Selanjuta data sekitar 160 ribu diduga milik pelamar kerja di PT Pertamina Training & Consulting bocor dan dibagikan secara gratis di raid forum, Selasa (11/1). Pengunggah file yang bocor tersebut merupakan akun Astarte, akun yang juga mengunggah enam juta data pasien yang dikelola Kemenkes.
Artikel Terkait
Diduga Lalai Dalam Pengawasan, Pipa Minyak Milik PT BOB Bocor Cemari Parit Dan Sungai Siak
Razia PETI di Muara Lembu Diduga Bocor, Pelaku Lari
Jorginho Raih Titel Pemain Terbaik UEFA 2021 Berdasarkan Rekaman Bocor
Data e-HAC Masyarakat Diduga Bocor, Kemenkes:Tidak Bocor dan dalam Perlindungan
Sertifikat Vaksinasi Jokowi Diduga Bocor ke Publik, Menkominfo: Tanyakan Langsung ke Menkes Budi Gunadi
Pengguna Facebook Dibuat Mencekam, Lembaga Rusia Laporkan 1,5 Miliar Data Bocor
Baru Tau Kelangkaan BBM di Riau, Mentri ESDM: Kenapa Sampai Kekurangan, Apa Bocor?
Bocor Pememang Ballon D'or, Lionel Messi Disebut Raih Tropi Ketujuh
PDAM Tirta Siak Diminta Segera Perbaiki Pipa Bocor
Diduga Jutaan Data Pasien Rumah Sakit Indonesia Bocor di Dark Web, Jubir Kemenkes: Masih Ditelusuri