HALUANRIAU.CO, JAKARTA - Sebanyak 6 (enam) persen anak Indonesia yang berusia antara 11-14 tahun sudah melakukan hubungan seks.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo.
"Berdasarkan data, anak-anak usia 11-14 tahun sudah 6 persen yang melakukan hubungan seks. Usia 15-19 tahun sudah lebih besar lagi antara laki-laki 74 persen dan perempuan 59 persen.
Kemudian, usia 20-24 tahun antara laki-laki 12 persen dan perempuan 22 persen," ujar Hasto Wardoyo dikutip dari laman BKKBN, Rabu, 12 Januari 2022.
Padahal menurutnya, hubungan seks yang dilakukan dibawah umur 20 tahun sangat beresiko.
"74 persen pria itu sangat beresiko, kemudian 50 persen lebih perempuan itu menjadi sangat beresiko karena sudah berhubungan seks dibawah usia 20 tahun," terangnya seperti dikutip dari ternate.hallo.id.
Baca Juga: Program Vaksin Booster Dimulai Besok, Berikut Lokasi Vaksinasinya
Ditegaskan Hasto, hubungan seks bebas yang terjadi saat ini yang dilakukan anak dibawah umur tentunya sangat diperlukan pengawasan orang tua.
“Dari akibat semua itu, pergaulan yang bebas menunjukkan pergaulan yang berisiko, kemudian ada kehamilan-kehamilan yang tidak dikehendaki. Ini sungguh sangat menyedihkan. Kejadian ini banyak terjadi di desa, tidak hanya di kota. Dan di seluruh Indonesia angkanya masih bisa mencapai 17 per 100 kehamilan rata-rata tidak di kehendaki secara menyuluruh," kata Hasto.
Hasto menjelaskan dampak dari kehamilan di usia yang sangat mudah tentu sangatlah beresiko.
"Dampak dari kehamilan yang tidak di kehendaki itu sangat luas sekali, mulai dari kematian ibu, kematian bayi, dan adanya stunting. Ujung-ujungnya menjadikan kualitas SDM yang sangat rendah. Kita perlu tahu, bahwa kehamilan pada usia muda itu sangat berisiko bagi proses persalinan itu sendiri. Hamil pada usia muda menyebabkan tulang berhenti tumbuh, maka dari itu usia ideal perempuan menikah usia 21 tahun dan laki-laki usia 25 tahun," ungkap Hasto.
Baca Juga: Polda Sumbar Ungkap 5 Anggotanya yang Diduga Beking Bisnis Prostitusi di Kota Padang
Hasto menambahkan, negara sangat mengharapkan generasi muda menjadi generasi yang berkualitas, karena menjadi tumpuan masa depan bangsa.
Terlebih kita menghadapi 100 tahun Indonesia Merdeka, Tahun Emas dan Generasi Emas.
"Jumlah penduduk remaja/pemuda besar sekali, di seluruh dunia 1,8 miliar di Indonesia (usia 10 - 24 tahun) kita prediksi mencapai 64 juta jiwa di tahun 2025. Ini adalah 28,6 persen dari total penduduk Indonesia. Kuncinya apabila remaja berkualitas, penduduk berkualitas maka kita akan memetik bonus demografi menjadi kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, remaja tidak kawin pada usia muda, kemudian bekerja, tidak putus sekolah," pungkasnya.
Artikel Terkait
Seorang Anggota TNI Dipecat Usai Lakukan Hubungan Seks Sesama Jenis dengan 8 Pria
Seks Sambil Snorkling, Gaya Aneh yang Patut Dicoba Pasangan Baru
Nadiem: Sanksi Kampus Tidak Mencegah & Menangani Kekerasan Seks, Hentikan Bantuan Uang Hingga Turun Akreditasi
Curi Uang Jemaat untuk Pesta Seks dan Narkoba, Pendeta Gay di Italia Masuk Bui
PLN UP3 Rengat bersama YBM PLN Gelar Khitanan Massal Gratis dan Pemberian Beasiswa Bagi Anak-anak Dhuafa
Di Inhu, Anak Anak 6-11 Tahun Sudah Bisa Mendapatkan Vaksin Merdeka
Buka Cafetaria Literasi TK Negeri Pembina, Bupati Rohul: Semoga Minat Membaca Anak-Anak Meningkat