Menurut analisis data identifikasi kapal dan citra satelit oleh Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) selama empat bulan ke depan, kapal China dan Indonesia saling membayangi di sekitar ladang minyak dan gas, sering kali datang dalam jarak 1 mil laut satu sama lain.
Data dan gambar yang ditinjau oleh AMTI dan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), sebuah wadah pemikir independen yang berbasis di Jakarta, menunjukkan sebuah kapal penelitian China, Haiyang Dizhi 10, tiba di daerah tersebut pada akhir Agustus, menghabiskan sebagian besar dari tujuh minggu berikutnya.
Kapal itu bergerak lambat dalam pola grid Blok D-Alpha yang berdekatan.
Menurut studi pemerintah Indonesia diperkirakan cadangan minyak dan gas di perairan blok Natuna yang diperebutkan itu bernilai $500 miliar.
"Berdasarkan pola pergerakan, sifat, dan kepemilikan kapal, sepertinya sedang melakukan survei ilmiah terhadap cadangan D-Alpha," kata Jeremia Humolong, peneliti di IOJI.
Artikel Terkait
4 Perusahaan Raksasa China yang Sengah Dikejar Hutang dan Hampir Bangkrut
Waspada! Covid-19 di China Naik Drastis Lagi
Covid-19 di China Naik, PPKM Turun Level. Wali Kota: Waspada Gelombang Ketiga!
Xiaomi Redmi Note 11 Series Resmi Dirilis di China, Simak Spesifikasinya
Resepsi Pernikahan Dilarang Lagi karena Covid-19 di China Naik
Susul Google, Kini Yahoo Kini Tinggalkan China
Bersiap! China Sudah Lockdown Lagi, Panic Buying Warga Tak Terbendung
Vaksin Merah Putih Siap Singkirkan Vaksin China Gebrakan Luhut
Alami Defisit Selama 2 Tahun Terkahir, Jokowi Berharap Neraca Perdagangan RI-China Surplus Tahun Depan
Kerusuhan Anti China Meledak, Penjarahan dan Pembakaran Terjadi Kawasan Chinatown