HALUANRIAU.CO, NASIONAL - Harga minyak dunia melonjak namun pemerintah masih menetapkan harga jual BBM jenis Premium dan juga Pertalite.
Seperti diketahui, kini harga jual bensin Premium (RON 88) di SPBU sebesar Rp 6.450 per liter dan Pertalite (RON 90) sebesar Rp 7.650 per liter.
Harga minyak mentah dunia kini berada di kisaran US$ 85 per barel dibandingkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 45 per barel, harga keekonomian BBM pun telah meningkat.
Harga keekonomian Premium saat ini seharusnya sudah berada di kisaran Rp 9.000 per liter dan Pertalite di atas Rp 11.000 per liter. Ucap Soerjaningsih selaku Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Baca Juga: Jabat Komandan Rindam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Surya Wibawa Suparman Siap Bekerja Maksimal
"Pertalite ini bahan bakar umum, harganya secara normal sudah berada di atas Rp 11.000, harga keekonomiannya... Harga keekonomian Premium sekitar Rp 9.000 per liter," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
"Ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat karena kenaikan harga cukup tinggi, sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan bisa support kelancaran pendistribusian BBM yang terjangkau," jelasnya.
"Terkait Premium ini kompensasi, pastinya selisih harga jual Premium Rp 6.450 per liter dan harga keekonomian sekitar Rp 9.000 per liter bisa dihitung berapa kompensasi yang harus dibayarkan," tuturnya.
Dia mengatakan, penyaluran bensin Premium telah mencapai 3,3 juta kilo liter (kl) sampai September 2021.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mencermati harga BBM jenis Pertalite yang berada di kisaran Rp 7.650 per liter. Harga BBM jenis ini masih memiliki selisih harga Rp 3.350 dibanding harga normal yang berada di atas Rp 11 ribu per liter.
Menurut Mamit, Pertamina terpaksa harus merugi akibat nilai jual Pertalite yang terlalu rendah. Padahal harga minyak dunia saat ini terpantau terus melambung akibat dampak dari krisis energi.
"Dengan kondisi saat ini, untuk Pertalite Pertamina dalam posisi merugi karena memang nilai keekonomian saat ini sudah jauh lebih tinggi lagi," kata Mamit kepada Liputan6.com, Selasa (26/10/2021).
Namun, dia juga enggan menyalahkan pemerintah yang memaksa Pertamina menjual Pertalite dengan harga tekor. Sebab di sisi lain, daya beli masyarakat kini masih belum pulih seutuhnya akibat dampak pandemi Covid-19 berkepanjangan.
Artikel Terkait
Beri Peluang Pengusaha Lokal di Blok Rokan, Pertamina Cetak Ribuan Lapangan Kerja
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Pelanggan di Riau Sudah Gunakan Produk Ungguan Pertamina
Komut Pertamina Ahok Ikut Bantu Riau Tambah Kuota Vaksin, Setelah DilobiĀ Andi Rachman
Kunjungi WK Rokan, Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama Apresiasi Implementasi Digitalisasi
Pertamina Hulu Rokan Akan Bor 161 Sumur Baru, Ini Strateginya
Subholding Gas Pertamina Uji Pasar, Program PGN Sayang Ibu Gaskita di Wilayah Jakarta Tangerang
Fakta Unik Truk Tangki Pertamina yang Jarang Diketahui Khalayak Ramai, Simak Rinciannya
Pertamina Akui Ada Penimbun BBM hingga Sebabkan Kelangkaan
Sub Holding Gas Pertamina Laksanakan Sosialisasi ROW di Desa Harapan Baru
Warga Harap Manajemen Pertamina Hulu Rokan-Rumbai, Tindak Tegas Security Pungli di Pos Gate Lima