HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Istilah ‘buzzer’ saat ini sedang populer di kalangan masyarakat, karena di setiap peristiwa politik yang terjadi, selalu ada counter-narasi yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Umumnya, buzzer menggunakan narasi yang defensif, dan kerap kali menggunakan UU ITE kepada lawan politiknya.
Mengenal Apa Itu Buzzer
Dalam bahasa Inggris, Buzzer memiliki arti sebagai lonceng, untuk menyebarkan sinyal atau tanda tertentu. Jika dikaitkan dengan pengertian tersebut, maka buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh untuk menyuarakan sesuatu, biasanya berupa hasutan untuk melakukan tindakan tertentu.
Awalnya, buzzer dikenal sebagai pekerjaan virtual guna mempromosikan suatu produk di media sosial. Buzzer seringkali diasosiasikan sebagai pemasar bisnis agar orang bisa tertarik untuk membeli produk tersebut.
Seiring perkembangan dan fenomena yang muncul, istilah buzzer menjadi terdistorsi, lantaran keahlian mereka dalam memasarkan produk digunakan untuk ‘memasarkan’ kandidat politik dari partai politik tertentu, sehingga istilah tersebut kemudian dikenal sebagai buzzer politik.
Banyak sumber menyebutkan penggunaan buzzer politik dilakukan saat berlangsungnya kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2012 silam. Kemudian, penggunaan buzzer ini meningkat pesat saat Pemilu 2014. Buzzer politik seringkali menggunakan platform media sosial populer seperti Facebook dan Twitter dalam menjalankan pekerjaannya.
Baca Juga: Diskon PPnBM DTP Diperpanjang Hingga Akhir Tahun 2021, Berikut Besarannya
Tujuannya adalah untuk melakukan promosi kebijakan baru, melakukan counter-narasi yang dilakukan oleh lawan politik kepada seseorang atau institusi tertentu, atau bahkan juga menjatuhkan kredibilitas lawan politik.
Buzzer juga dikaitkan erat dengan KOL. Key Opinion Leader (KOL) adalah seseorang yang memiliki jumlah pengikut media sosial yang besar. Youtuber, streamer, selebgram, dan orang berpengaruh di media sosial lainnya adalah contoh dari KOL.
Artikel Terkait
Yahya Waloni Ditangkap, Politisi Partai Ummat Sebut Pisau Polisi Tajam ke Penista Kecuali Buzzer
HUT ke-20 Partai Demokrat, AHY Sebut Buzzer Perusak Demokrasi dan Serang Partai