HALUANRIAU.CO, NASIONAL - Setelah dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi, virus Covid-19 dengan masif menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Dalam perkembangannya, virus ini tidak hanya menyebar. Tetapi virus ini juga bermutasi membentuk varian baru.
Saat ini peneliti dunia menemukan berbagai varian baru virus Corona di tengah peperangan sengit melawan Covid-19.
Varian yang sangat banyak memberikan efek kepada dunia, khususnya Indonesia adalah varia Delta yang dinilai memiliki tingkat penularan sangat cepat.
Baca Juga: Gubri Terima Penghargaan Top Pembina BUMD, Jonli, PT PIR Ikut Mendapatkan Top BUMD Aneka Industri
Sesuai panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada pengelompokan mutasi berdasarkan Variant of Concern (VoC) maupun Variant of Interest (VoI).
VoC merujuk pada varian yang dianggap lebih mengancam dalam hal penularan atau mematikan, serta lebih resisten terhadap vaksin maupun pengobatan.
Sementara itu, VoI merujuk pada varian yang harus diteliti lebih lanjut guna mengetahui dan memahami karakteristik virus lebih mendalam.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa sejumlah varian virus Corona yang tergolong dalam kriteria VoI bersama varian Mu, yaitu varian Eta (B.1.525) yang terdeteksi pertama kali di beberapa negara sejak Desember 2020.
Artikel Terkait
Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, Jokowi Minta Para Menteri Terkait Waspada Covid Varian MU
Menkes Jelaskan Status 7.000 Orang di Indonesia yang Sudah Dicek Terkait Varian MU
Antisipasi Covid Varian MU, Menhub: Perlu Dilakukan Pengendalian di Simpul Transportasi Internasional
Antisipasi Penyebaran Covid Varian Mu, Gubri Syamsuar Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Epidemiolog Sarankan Cara Efektif Antisipasi Varian Mu, Termasuk bagi Penyintas Covid-19