Hasil Survei Menunjukan Tingkat Kepuasan Etnis Minang Kepada Presiden Jokowi Hanya 2,8 Persen, Ada Apa ?

- Rabu, 1 September 2021 | 22:05 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo

Nasional - Baru-baru ini lembaga survei Indikator Politik Indonesia atau IPI melaukan survei terhadap masyarakat dari berbagai etnis yang bertema 'evaluasi publik terhadap penanganan pandemi, vaksinasi, dan elektoral terkini per-tanggal 30 juli hingga 4 agustus 2021, yang diikuti oleh 1.220 responden.

Adapun hasilnya adalah menempatkan etnis minang sebagai etnis dengan ketidakpuasan tertinggi terhadap kinerja Presiden Jokowi dibandingkan dengan etnis-etnis lainnya.

Jumlah persentase yang didapatkan adalah 97,2 persen responden beretnis minang tidak puas dengan hasil kinerja Presiden, sedangkan hanya 2,8 persen yang puas dengan hasil kinerja Presiden Jokowi.

"Di Minang, yang puas cuma 2,8 persen saudara-saudara. Hampir 100 persen masyarakat Minang tidak puas terhadap kinerja Pak Jokowi," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi secara virtual.

Dikutip dari haluanpadang.com yang berjudul Tingkat Kepuasan Warga Etnis Minang Pada Jokowi Rendah: Benar Tidak Puas atau Masih Dendam? pada Rabu 1 September 2021, Pengamat politik Muhnizan Siagian menilai bahwa saat ini masyarakat minang masih terbawa imbas dari kekalahan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno saat Pilpres 2019 lalu dan masih belum menerima kekalahan tersebut.

"Saya melihat ini dari banyak faktor, bisa jadi ini masih imbas dari Pilpres, sehingga apapun yang dilakukan Jokowi itu terlihat buruk, apalagi pilihan warga Sumbar-Prabowo kalah dua kali," katanya seperti dikutip dari Haluanpadang.com

Lebih lanjut Muhnizan Siagian yang merupakan Dosen di Universitas Sebelas Maret menagatakan bahwa kekecewaan ini menurutnya lahir dari kegagalan pemerintah dalam menangani pandemi covid-19. Dikarenakan perekonomian masyarakat Minang sendiri didominasi sektor informal dan juga dari rumitnya berdemokrasi pada saat ini, terutama saat Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ikut bergabung ke dalam kabinet yang di pimpin Presiden Jokowi sendiri.

"Jokowi melakukan konsolidasi politik yang unik saat menarik Prabowo dan Sandiaga Uno ke dalam kabinet, namun manuver ini ternyata gagal merebut hati pemilih Prabowo-Sandi tadi untuk mendukung pemerintahannya," ucap alumni Universitas Andalas ini.

"Tidak bisa dipungkiri, manuver Jokowi membawa Prabowo dan Sandi dalam kabinet itu adalah salah satu cara jokowi untuk menarik hati masyarakat," sambungnya.

Dengan kondisi demikian, ia menilai ada pendekatan politik Jokowi yang tidak clear terhadap barisan pemilih Prabowo-Sandi.

"Harus ada metode politik lain yang dilakukan jokowi, sebab lewat rekonsiliasi elit ternyata hasilnya gagal," tukas Muhnizar.

Editor: Bilhaqi Amjada A'araf

Sumber: harianhaluan.com

Tags

Terkini

Kemenkeu: Gaji ke-13 PNS Cair 5 Juni

Sabtu, 27 Mei 2023 | 16:49 WIB

Pelaku Penembakan Kantor MUI Meninggal Dunia

Selasa, 2 Mei 2023 | 13:05 WIB
X