HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Annual Fashion Show menggelar acara dengan tema mengangkat Batik Riau ke kancah global. Acara ini akan menampilkan 75 model dengan karya 15 desainer lokal.
Acara yang berlangsung dari 27 September-2 Oktober di Main Atrium Living World Pekanbaru ini dimeriahkan dengan berbagai pentas seni, tari, dance maupun peragaan busana batik Riau.
Batik merupakan perpaduan seni dan teknologi leluhur bangsa Indonesia. Produk lokal Batik ini sudah sangat eksis di dunia. The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) meresmikan Hari Batik Nasional dari tahun 2009.
Banyak nya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) penghasil batik menjadi alasan ekonomi Indonesia relatif lebih bertahan dari negara lain. Karena ketika zamannya krisis moneter, 90% lebih tenaga kerja ada di UMKM.
Baca Juga: Grand Opening Kenduri Riau 2022, Seni Tari dan Ekonomi Kreatif Menjadi Daya Tarik Pengunjung
Hal ini disampaikan oleh perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.
“Dari segi ekonomi, umkm ini menjadi pantaran ekonomi internasional. Kalau krisis moneter jaman dulu ya, kenapa ekonomi Indonesia relatif lebih bertahan dari negara tetangga? Ini karena UMKM nya kiat, jadi umkm ini 90% lebih tenaga kerja ada di UMKM,” jelas Tias, Sabtu (1/10).
Tias juga mengatakan harapannya agar Indonesia maju secara ekonomi dan budaya. Sehingga keberadaan batik harus dipertahankan dan dilestarikan.
Selain itu, perwakilan asosiasi pertekstilan Indonesia (API) mengatakan bahwa Asia Pacific Rayon (APR) tekstil Indonesia sudah berkurang. APR sudah berkontribusi mengurangi import tekstil sebanyak 40%.
“Indonesia itu sudah bisa mengurangi impor tekstil dari daftar yang kita terima itu, dikurangi lebih kurang sekitar 60%. APR ini sudah berkontribusi secara nasional mengurangi import 40% dari tekstil yang akan masuk ke Indonesia,” ucap Nining.
APR sendiri merupakan produsen rayon viscose pertama yang terintegrasi di Asia dari perkebunan hingga viscose fibre. Sebagai salah satu perusahaan yang dikelola oleh RGE, yang didirikan oleh Sukanto Tanoto pada tahun 1973, APR menghasilkan biodegradable viskosa rayon alami yang digunakan dalam produk tekstil.
Keberadaan Batik ini sangat berarti bagi Indonesia. Harapan seorang pembatik pada anak-anak muda Indonesia, terkhusus di Riau untuk terjun membuat batik. Memadukan ciri khas anak muda dengan khas motif-motif batik yang ada di Riau.
(Yani/HRC-MaG)
Baca Juga: Resmikan Aulia Hospital Liga 3, Alfedri Harap Kompetisi Hasilkan Klub Terbaik di Riau
Artikel Terkait
Wajib Coba! Tips Kuliah Sambil Kerja dan Pekerjaan yang Cocok Sambil Kuliah
Boleh Dicoba, 5 Giat Berikut Ini Bikin Full Mom Jadi Lebih Produktif di Rumah
Mendunia! 5 Makanan Khas Indonesia Salah Satunya Rawon
Lakukan ini, 7 Trik Jitu Menghadapi Sidang Skripsi
Cocok untuk Si Ekstrovert, 5 Pekerjaan Mudah Disesuaikan
5 Tips Hemat Uang Ala Anak Kost
Jangan Lupakan, 3 Kebaikan Kedua Orang Tua yang Wajib Dikenang Sepanjang Masa
Riau Pintar! Berikut Kelebihan dan Kekurangan Les Privat Di Pekanbaru
Pekan Depan, Group Band BIAN Gindas Tampil di New Paragon Pekanbaru
Double Sound dan Lighting yang Apik Bakal Dukung Penampilan BIAN Gindas di New Paragon Pekanbaru