HALUANRIAU.CO, KESEHATAN - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengkonfirmasi secara resmi bahwa obat sirup cair yang digunakan sejumlah balita dengan kondisi gagal ginjal akut tercemar oleh etilen glikol atau dietilen glikol.
"Beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien balita yang terkena AKI (kita ambil dari rumah pasien), terbukti memiliki EG, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak ada/sangat sedikit kadarnya di obat-obatan sirup tersebut," ungkap Budi yang dikutip dari detik.
Budi mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil penelitian yang dilakukan BPOM RI dan menghimbau agar seluruh apotek dan tenaga kesehatan untuk menghentikan pemberian obat-obat sirup pada anak.
"Mengingat balita yang teridentifikasi KAI sudah mencapai 70-an per bulan (realitasnya pasti lebih banyak dari ini), dengan fatality/kematian rate mendekat 50 persen," tutupnya.
Jadi apa itu Etilen Glikol?, dilansir dari situs resmi Unpad, Guru Besar Farmasi Unpad, Prof. apt Muchtaridi, PhD menjelaskan bahwa etilen glikol atau dietilen glikol merupakan senyawa pelarut organik yang memiliki rasa manis yang kerap disalahgunakan untuk pelarut obat.
Klik di sini untuk mendapatkan voucher Pegadaian
Etilen glikol biasanya digunakan untuk mengganti bahan propolen glikol atau polietilen glikol.
"Masalahnya, dietilen glikol dan etilen mengalami oksidasi oleh enzim," ungkap Prof Muchtaridi.
Ketika masuk ke dalam tubuh, senyawa tersebut akan mengalami oksidasi oleh enzim sehingga menjadi glikol aldehid. Kemudian kembali dioksidasi menjadi asam glikol dan membentuk lagi menjadi asam oksalat, senyawa itulah yang memicu membentuk batu ginjal.
Lebih lanjut, Muchtaridi memaparkan bahwa asam oksalat yang sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam.
"Asam oksalat kelarutannya kecil, kalau ketemu kalsium akan terbentuk garam yang sukar larut air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. Jika lari ke ginjal akan jadi batu ginjal. Kristalnya tajam akan mencederai ginjal," terangnya.
Efek samping sendiri dari etilen glikol yakni jika terjadi pada anak-anak yang pastinya memiliki ukuran ginjal yang lebih kecil dari pada orang dewasa, dampaknya akan lebih parah, tidak hanya akan merusak ginjal, efek lainnya yang harus ditanggung adalah bisa lari ke jantung yang dapat memicu kematian.
"Yang paling berbahaya ketika kondisi ini terjadi di negara-negara kering. Kondisi dehidrasi akan mempercepat pembentukan asam oksalatnya. Contohnya seperti di Gambia," imbuhnya.
Baca Juga: 15 Bidan Dibekali Pelatihan Pemasangan IUD dan Implan
Artikel Terkait
Teh Atau Kopi, Mana yang lebih Aman? Berikut Kandungannya untuk Kesehatan
Ketahui Hormon Dopamin, yang Banyak Manfaatnya untuk Tubuh!
4 Manfaat Bumbu Dapur Ini untuk Turunkan Kolesterol
3 Manfaat Biji Selasih, Salah Satunya Baik untuk Menurunkan Kolesterol
Jangan Khawatir! Berikut 5 Tips untuk Mengatasi Menstruasi yang Tidak Teratur
Wajib Diketahui, 6 Manfaat Sawi Hijau untuk Kesehatan Salah Satunya Menurunkan Resiko Penyakit Kronis
4 Manfaat Sawo untuk Kesehatan, Bisa Jaga Imun!
Waspada! 4 Jenis Buah yang Dilarang untuk Ibu Hamil karena Mengandung Zat Berbahaya
5 Jenis Makanan Pereda Stres, Salah Satunya Kacang
Waspada Bahaya! Inilah 5 Tanda Hipoglikemia, Pernah Mengalaminya?