Kini ada beragam produk makanan bayi 6 bulan berjenis instan yang mudah dijumpai di supermarket. Namun, proses pengolahan yang terlalu panjang membuat makanan bayi instan tidak mengandung banyak nutrisi dan vitamin. Inilah alasan mengapa mengolah sendiri makanan bayi 6 bulan lebih disarankan, agar bayi dapat memperoleh nutrisi dan vitamin yang memadai.
Pada awalnya, bayi 6 bulan hanya mampu mengonsumsi sekitar satu sendok teh sayuran atau buah dalam sekali makan. Kemudian, porsinya akan bertambah secara bertahap seiring waktu.
Selain buah dan sayuran, makanan bayi 6 bulan juga dapat dibuat dari beragam jenis makanan sehat lainnya. Beberapa pilihan makanan bayi 6 bulan, antara lain:
Sereal, disarankan untuk memilih yang bebas gluten. Buah dan sayuran yang dihaluskan, seperti avokad, pisang, pir, kentang, wortel, brokoli, kol, bayam, apel, strawberry, wortel, anggur, tomat dan timun. Daging yang dihaluskan, seperti ayam atau sapi. Tahu yang dibuat menjadi bubur.
Kacang-kacangan yang dihaluskan, seperti edamame, kacang merah dan kacang hijau.
Nah, sebagai langkah awal dalam memberikan makanan bayi 6 bulan, Anda dapat menggunakan satu jenis bahan untuk dibuat bubur. Berikut beberapa jenis bubur yang dapat Anda coba:
Bubur pisang
Pisang adalah buah yang kaya serat dan kalium yang aman bagi perut bayi. Namun, jangan terlalu sering memberikan pisang karena berisiko menyebabkan konstipasi.
Cara membuatnya adalah dengan melumat pisang dengan garpu, lalu tambahkan ASI atau susu formula untuk mengencerkannya.
Bubur alpukat
Alpukat mengandung lemak baik yang bermanfaat untuk perkembangan fisik dan otak bayi. Lumat alpukat dengan garpu, kemudian tambahkan ASI atau susu formula. Sisa alpukat yang belum digunakan dapat dimasukkan ke dalam wadah dan disimpan di lemari pendingin.
Bubur beras merah
Sebagai bahan makanan pokok yang tidak menyebabkan alergi, beras merah merupakan pilihan yang tepat untuk makanan bayi 6 bulan, karena juga mudah dicerna. Selain itu, bubur beras merah juga baik bagi bayi, karena beras merah mengandung berbagai macam nutrisi, mulai dari vitamin B, folat, kalsium, natrium, zinc, hingga kalium.
Saat Si Kecil baru mencoba makanan padat, Anda perlu mencermati apakah ia mengalami alergi terhadap makanan tertentu atau tidak. Tunggu hingga tiga hari sebelum beralih memperkenalkan jenis makanan lain. Umumnya perlu waktu tiga hari untuk melihat reaksi alergi, terutama bila ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi.
Telur, kedelai, ikan, susu sapi, kerang, dan gandum adalah beberapa contoh bahan makanan pemicu alergi. Beberapa makanan juga harus diwaspadai karena dapat menghasilkan gas di dalam lambung dan membuat bayi tidak nyaman. Makanan yang mengandung gas di antaranya adalah kacang polong, buah pir, apricot, kubis, kembang kol, dan brokoli.
Hindari memberikan madu pada bayi berusia satu tahun ke bawah untuk mengurangi risiko terkena botulisme. Pemberian susu sapi juga sebaiknya dihindari. Bayi baru dapat diberikan susu sapi setelah usia menginjak satu tahun atau lebih. Meski begitu, pemberian produk yang terbuat dari susu sapi, misalnya keju, umumnya aman untuk diberikan kepada bayi.
Memperkenalkan berbagai macam makanan dan rasa dapat membuat bayi menyukai beragam makanan dan mendapat banyak manfaat nutrisi.
Artikel Terkait
Rambut Si Kecil Tipis dan Sulit Tumbuh? Begini Cara Melebatkan Rambut Bayi
Ketahui, 6 Cara Jitu Melatih Bayi Cepat Duduk, Tengkurap, Merangkak dan Berjalan
Apa yang harus diketahui pada perkembangan bayi 24 minggu atau 6 bulan?
Jangan Khawatir, Inilah 11 Penyebab Bayi Menolak Makan