Novavax, Vaksin yang Akan Digunakan Indonesia Pertama Kali di Dunia

HALUANRIAU.CO, JAKARTA - Indonesia akan menjadi yang pertama dalam memakai vaksin Covid-19 novavax yang menggunakan teknologi berbeda dari vaksin yang sudah digunakan saat ini.

Hal itu karena perusahaan bioteknologi novavax pada Senin (1/11/2021) mengatakan Indonesia telah memberikan izin darurat untuk penggunaan vaksin Covid-19 novavax.

Serum Institute akan memproduksi vaksin tersebut dan dijual dengan merek perusahaan India, Covovax.

novavax mengatakan pengiriman awal ke Indonesia diharapkan akan segera dimulai.

vaksin dua dosis tidak memerlukan suhu penyimpanan yang sangat dingin seperti yang dibutuhkan beberapa vaksin lain

Hal ini memungkinkan vaksin Covid-19 novavax memainkan peran penting dalam meningkatkan pasokan di negara-negara miskin di seluruh dunia.

Baca Juga: Polri Tepati Janji 'Potong Kepala' 173 Perwira, Komisi III DPR RI: Kapolri Ini Tegas, Bukan Kaleng-Kaleng

novavax dibuat dengan salinan protein lonjakan yang tumbuh di laboratorium yang melapisi virus corona, sangat berbeda dari vaksin mRNA yang banyak digunakan seperti Pfizer dan Moderna yang memberikan instruksi genetik bagi tubuh untuk membuat protein lonjakannya sendiri.

Menurut ahli epidemiologi Indonesia, Dicky Budiman, otorisasi darurat vaksin adalah 'langkah yang sangat penting' untuk program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

“vaksin ini akan lebih mudah diangkut, disimpan, dan didistribusikan di tempat seperti Indonesia yang memiliki banyak pulau,” katanya, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Budiman mengatakan jika peluncuran vaksin berhasil, itu bisa mengarah pada persetujuan dan penggunaan di negara berkembang lainnya.

Kebutuhan akan lebih banyak vaksin tetap menjadi hal yang kritis di banyak negara, termasuk Indonesia.

Pada bulan Juni, novavax yang berbasis di AS mengumumkan bahwa vaksin tersebut telah terbukti sekitar 90 persen efektif melawan gejala Covid-19, termasuk terhadap berbagai varian virus corona.

Baca Juga: Ginda Burnama Jabat Plt Ketua DPRD Kota Pekanbaru

Hal itu terbukti dalam sebuah penelitian terhadap hampir 30.000 orang di AS dan Meksiko.