Pandemi yang belum juga berkesudahan ini, sangat rentan untuk membuat anak menjadi mudah stres, menurunnya motivasi untuk belajar, hingga beberapa gejala kesehatan mental lainnya. Jika dibiarkan hal ini dapat berbahaya khususnya anak-anak yang seharusnya selalu merasa ceria.
Kondisi tersebut bukan hanya berpengaruh pada kualitas pembelajaran, tapi juga kesehatan mental anak. Pasalnya, sekolah bukan hanya tempat anak belajar, tetapi juga bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-temannya.
Maka dari itu Pentingnya peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental seorang anak menjadi faktor penentu kualitas mental emosional anak termasuk dalam proses pembelajaran. Terutama dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, anak-anak perlu pendampingan yang serius.
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia mengimbau orang tua agar tak hanya berfokus pada kesehatan fisik anak. Orang tua juga harus memperhatikan kesehatan mental anak di tengah pandemi.
Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pada anak. Berikut cara tersebut:
1. Setia Dampingi Anak
Meski kegiatan banyak dilakukan di rumah, pastikan Anda tetap mendampingi mereka selama beraktivitas. Dampingi anak saat belajar daring selama pandemi dan bantu mereka jika mengalami kesulitan.
Model pembelajaran daring atau jarak jauh membuat durasi anak menatap layar perlu diperhatikan. Dampingi anak termasuk ketika mereka menghabiskan waktu bermain game atau menonton video di depan layar.
2. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi
Makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, membantu kinerja otak, juga membuat anak berpikir lebih jernih. Berikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang. Sesekali, tak ada salahnya untuk mengajak anak mengonsumsi makanan favoritnya agar mood-nya menjadi lebih baik. Jangan lupa pastikan anak untuk selalu memenuhi konsumsi air putih sesuai kebutuhan.
3. Jaga Komunikasi dengan Baik
Menjaga komunikasi dengan baik penting untuk mengatasi stres pada anak. Anak-anak selalu ingin merasa dekat dengan orang tuanya ketika mereka memiliki masalah dan perlu berbicara.
Membaca situasi dan merespons dengan tepat adalah cara terbaik agar komunikasi tetap berjalan lancar. Di sisi lain anak sangat membutuhkan perhatian dari orang-orang disekitarnya, oleh karena itu menjaga komunikasi akan sangat membantu.
4. Support Anak untuk tetap berkomunikasi dengan teman-temannya
Meski dari rumah saja, pastikan anak untuk tetap bersosialisasi dengan teman sebayanya. Penutupan sekolah dan berbagai pembatasan lainnya membuat anak tidak dapat bermain dengan teman-temannya dan merasa kurang bersosialisasi.
Hal ini juga bisa menjadi penyebab anak mengalami stres selama pandemi. Supaya tetap aman dan menghindari pertemuan, bantu mereka tetap terhubung dengan temannya melalui video call. Biarkan mereka bercerita satu dengan lain agar anak kembali ceria.
5. Selalu Beri semangat dan Rasa Optimisme
Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula. Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bermain, bertemu teman-teman, atau sekolah tatap muka secara penuh. Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Artikel Terkait
Dikejar-Kejar Pemuja, Mantan Anggota Sekte Pemuja Setan, Mongol Stres Bongkar Pengikut Satanic, Begini Cirinya
Kecandu Game Online Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan Mental
Hari Ini, Dunia Memperingati Mental Health in an Unequal World: Hari Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa
Hindari Stres Bisa Jadi Kebiasaan Baik Untuk Tetap Awet Muda