HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menerima pelimpahan penangangan perkara dugaan korupsi yang terjadi di salah satu bank daerah yang di Kota Pekanbaru dengan tersangka atas nama Agusanto. Terhadap oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) itu selanjutnya dilakukan penahanan.
Adapun perkara dimaksud adalah dugaan korupsi pemberian kredit modal kerja konstruksi (KMKK) oleh salah satu bank daerah yang ada di Kota Pekanbaru kepada debitur pakai surat kontrak palsu alias fiktif. Perkara itu ditangani penyidik pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Riau.
Dalam perkara itu, dua orang telah dihadapkan ke persidangan. Mereka adalah Arif Budiman selaku debitur, dan Indra Osmer Gunawan Hutahuruk, mantan Manager Bisnis bank tersebut.
Dalam perkembangannya, penyidik menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru, dengan Nomor: Sprin.Sidik/87/IX/RES.3.4./2022/Ditreskrimsus, tanggal 26 September 2022. Di hari yang sama, penyidik mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, atas nama tersangka Agusanto, dengan Nomor: SPDP/78/IX/Res.3.4/2022/Ditreskrimsus.
Dua bulan berselang, tersangka akhirnya ditahan, yakni pada Jumat (11/11/2022). Penyidik kemudian merampungkan proses penyidikan, dan melimpahkan tersangka dan barang bukti ke Tim JPU.
"Benar. Hari ini dilaksanakan proses tahap II untuk tersangka inisial AG (Agusanto,red)," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kejari (Kajari) Pekanbaru Martinus Hasibuan melalui Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus), Yongki Arvius, Senin (30/1).

"Alhamdulillah, tersangka dinyatakan sehat dan negatif terkonfirmasi Covid-19," kata Kepala Subbagian Pembinaan (Kasubbagbin) Kejari Pekanbaru itu.
Dengan telah dilimpahkannya penanganan perkara, sebut Yongki, maka kewenangan penahanan tersangka berada di tangan JPU. Dimana Jaksa sepakat melanjutkan penahanan terhadap oknum ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
"Iya. Ditahan di sel Mapolda Riau untuk 20 hari ke depan," tegas mantan Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Rokan Hilir (Rohil) tersebut.
Dalam kesempatan itu, Yongki memaparkan kronologis perkara yang menjerat Agusanto. Disampaikannya, beberapa tahun lalu ada proyek pemelihara gedung berupa pengecatan gedung DPRD Riau. Proyek ini dimenangkan oleh salah satu perusahaan.
Dalam perjalanannya, proyek ini diklaim oleh perusahaan lain. Perusahaan ini adalah CV Putera Bungsu yang dipimpin oleh Arief Budiman alias Arief Palembang.
Tujuan Arief mengklaim proyek itu untuk mencairkan kredit modal kerja di sebuah bank daerah yang ada di Kota Pekanbaru. Dalam kasus ini, Agusanto sebagai pegawai di Sekretariat DPRD Riau membubuhkan tanda tangannya sehingga seolah-olah proyek itu punya CV Putera Bungsu.
"Tanda tangan itu tanpa kunjungan, verifikasi surat perintah kerja sehingga seolah-olah CV Putera yang mengerjakan tapi sebetulnya perusahaan lain yang menang lelang," terang Yongki.
Yongki menjelaskan, tanda tangan Agusanto sudah diuji di laboratorium forensik. Hasilnya tanda tangan Agusanto dalam kontrak fiktif itu identik.
Artikel Terkait
Korupsi Proyek di RSUD Bangkinang, Mantan Ketua KONI Kampar Segera Jalani Sidang Perdana
Inkrah, Mantan Rektor UIN Suska Riau Resmi Berstatus Terpidana
22,1 Kg Sabu dan 20.000 Ekstasi, Peredaran Narkoba Dikendalikan Napi Lapas Kelas IIA Pekanbaru
Napi Lapas Kelas IIA Pekanbaru Kendalikan Narkoba, Miliki Smartphone Hingga Kartu Debit
Tim Audit Perhitungan Kerugian Negara Dugaan Korupsi Pembangunan Masjid Raya Senapelan Dibentuk
Sabar Jasman, Terpidana Korupsi Proyek Drainase Pekanbaru Ajukan PK, Jaksa Yakin Bakal Ditolak
Tersangka Dugaan Rasuah Revitalisasi Jembatan Gajah Mada Mojokerto Bertambah, Penyuplai Bahan Bangunan Ditahan
Terlibat Korupsi di Bank BNI 46 Cabang Pekanbaru, Oknum Notaris Dewi Farni Dja'far Dituntut 4 Tahun Penjara
Begal Modus Cegat, Dua Pelaku Ditangkap Polsek Payung Sekaki
Terindikasi Balap Liar, Polresta Pekanbaru Angkut Puluhan Motor