HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Komisi Pemberantasan Korupsi menargetkan merampungkan proses penyidikan perkara yang menjerat Annas Maamun dalam waktu dua bulan ke depan. Dengan begitu, mantan Gubernur Riau itu bisa dihadapkan ke pengadilan untuk disidangkan.
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara KPK, Ali Fikri, Rabu (13/4). Pernyataan tersebut menanggapi keputusan Annas Maamun yang mencabut gugatan praperadilan terhadap KPK terkait penetapan dirinya sebagai tersangka.
Annas Maamun merupakan tersangka dugaan korupsi suap pembahasan RAPBD-P 2014 dan RAPBD 2015. Dalam perkara itu, mantan Ketua DPD I Partai Golkar Riau itu telah telah ditahan di Rutan KPK pada Kavling C1, Jakarta, sejak Rabu (30/3) kemarin. Penahanan dilakukan selama 20 hari terhitung tanggal 30 Maret 2022 sampai 18 April 2022 di Rutan KPK pada Kavling C1.
Dikatakan Ali, setiap penanganan perkara, KPK patuh pada aturan hukum. Setiap pengumuman nama tersangka, penyidik lembaga antirasuah tersebut lakukan bersamaan dengan upaya paksa baik penangkapan ataupun penahanan. Sehingga percepatan penanganan perkara pasca penahanan dapat dilakukan.
"Hal tersebut dilakukan demi adanya kepastian hukum dalam setiap penegakan hukum oleh KPK," ujar Ali Fikri melalui pesan singkat aplikasi perpesanan WhatsApp.
Khusus perkara yang menjerat Annas Maamun, dengan telah dicabutnya gugatan praperadilan tersebut, penyidik KPK akan segera menyelesaikan proses penyidikannya. Dengan begitu, berkas perkara bisa segera dilimpahkan ke pengadilan.
"Dalam waktu 2 bulan, harapan kami perkara tersebut dapat selesai pada proses penyidikan," pungkas Ali Fikri.
Baca Juga: Sambil Ngopi Bersama Manajer PLN Tembilahan, Ketua IWO Inhil Sampaikan Aspirasi Masyarakat
Sebelumnya, Annas Maamun mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada tanggal 24 Maret 2022 dengan nomor perkara 21/Pid.Pra/2022/PN JKT.SEL. Dalam hal ini, Annas Maamun sebagai Pemohon dan KPK cq Pimpinan KPK sebagai Termohon.
Pada petitumnya, Annas Maamun meminta hakim menerima permohonan praperadilan, menyatakan status tersangka yang ditetapkan Termohon tidak sah menurut hukum, tidak memiliki kekuatan hukum mengikat dan batal demi hukum.
Sidang perdana praperadilan ini digelar pada Senin (4/4) kemarin. Namun saat itu, Annas Maamun menyatakan mencabut gugatannya, dan itu dikabulkan hakim.
Annas Maamun sendiri saat ini telah ditahan di Rutan KPK pada Kavling C1, Jakarta. Sebelum ditahan, penyidik KPK melakukan pemanggilan paksa terhadapnya. Mantan Bupati Rokan Hilir (Rohil) itu dijemput di rumahnya di Pekanbaru dan setelah cek kesehatan, langsung dibawa ke Jakarta.
Perintah membawa tersebut dilakukan karena KPK menilai yang bersangkutan tidak koperatif untuk hadir memenuhi panggilan tim penyidik KPK. Pemanggilan terhadap yang bersangkutan sebelumnya telah dilakukan secara patut dan sah.
Baca Juga: Yayasan Vioni Bersaudara Peduli Korban Musibah Kebakaran
Dalam kasus ini, KPK juga menetapkan anggota DPRD sekaligus mantan Bupati Rokan Hulu (Rohul), Suparman dan mantan Ketua DPRD Riau, Johar Firdaus sebagai tersangka. Keduanya telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan telah selesai menjalani masa hukuman.
Artikel Terkait
Sering Transaksi di Pembuatan Batu Bata, Satresnarkoba Polres Rohil Tangkap Pengedar Sabu
Modus Ganjal ATM, Uang Seorang IRT di Pekanbaru Raib di Rekening
Pelaku Jual Beli Gading Gajah di Kuansing Diamankan
Amankan Aksi 11 April di DPRD Riau, 1.161 Personel Gabungan Disiagakan
Bawa Sabu, Dua Pria Diamankan di Bandara SSK II Pekanbaru
Korupsi Anggaran Pengadaan Oksigen dan Gas, Dua Mantan Direktur RSUD Rohul Divonis 14 Bulan Penjara
Berkas Perkara Telah di Pengadilan, Oknum Aktivis Ini Segera Disidang
Atuk Udin Cabuli Bocah Dirumah Kosong, Janji Diberi Uang Dua Ribu
PBH Pekanbaru Siapkan 45 Orang Advokat Beri Bantuan Hukum Gratis untuk Warga Miskin
Bangun Zona Integritas Menuju WBK-WBBM, Ini Arahan Kepala Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu