HALUANRIAU.CO, AMSTERDAM - Pemerintah Belanda mengultimatum China untuk segera menutup diduga kantor-kantor polisi yang berada di wilayah negara kincir angin tersebut. Perintah itu dikeluarkan setelah laporan menyebut diduga kantor polisi China yang tidak dilaporkan secara resmi kepada otoritas Belanda itu digunakan untuk melecehkan para pembangkang.
Seperti dikutip dari CNN, Rabu (2/11/2022), laporan media lokal Belanda bulan lalu menyebut pos-pos kepolisian China yang ada di Amsterdam dan Rotterdam dimaksudkan untuk memberikan bantuan diplomatik, namun tidak diberitahukan secara resmi kepada pemerintah Belanda.
Laporan itu menyusul penyelidikan yang dilakukan LSM Safeguard Defenders yang berbasis di Spanyol pada September lalu, yang mengungkapkan bahwa China mendirikan 54 pos polisi di luar negeri di seluruh dunia, termasuk di Belanda.
Disebutkan juga bahwa setidaknya ada tiga kantor polisi China di Inggris dan tiga lainnya di Kanada.
"Karena tidak ada izin yang diminta dari otoritas Belanda (untuk pos-pos polisi itu). Kementerian memberi tahu Duta Besar (China) bahwa pos-pos itu harus segera ditutup," tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Belanda, Wopke Hoekstra via Twitter.
Hoekstra menyatakan kementeriannya juga meminta Duta Besar China mengklarifikasi pos-pos polisi itu dan sedang menyelidiki aktivitas-aktivitas pos tersebut.
Laporan televisi lokal RTL dan situs investigasi Follow the Money, yang mengutip seorang pembangkang China yang tinggal di Belanda, dua diduga kantor polisi China didirikan sejak tahun 2018 dan digunakan untuk membungkam lawan-lawan politik China di negara itu.
Menurut Safeguard Defenders, kantor-kantor polisi itu digunakan oleh polisi China untuk melakukan operasi kepolisian di negara asing, dan menekan warga negara China untuk pulang ke negaranya untuk menghadapi tuntutan pidana.
Dalam tanggapannya, Kementerian Luar Negeri China menyebut laporan-laporan itu sepenuhnya salah dan menegaskan bahwa pos-pos layanan itu dimaksudkan untuk membantu warganya yang ada di luar negeri untuk melakukan berbagai hal termasuk memperbarui surat izin mengemudi.
Laporan RTL menyebut diduga kantor polisi tersebut pertama kali China membukanya pada Juni 2018 di Amsterdam oleh satuan kepolisian wilayah Lishui dan dikepalai oleh dua pria yang memulai kariernya dalam Kepolisian China sebelum pindah ke Belanda.
Menurut RTL, para polisi dari Kota Fuzhou membuka 'kantor polisi' kedua awal tahun ini di Rotterdam, yang dikelola oleh seorang mantan tentara China.
Kementerian Luar Negeri Belanda menyebut ada 'sinyal reguler' dari komunitas China di Belanda soal menerima intimidasi dan ancaman. Kementerian pun membuka hotline khusus terkait itu.
Baca Juga: Jembatan Bersejarah India Runtuh, Jaksa India Salahkan Kontraktor Renovasi
Artikel Terkait
Xi Jinping akan Berkunjung ke Arab Saudi
149 Orang Dilapporkan Tewas pada Malam Perayaan Halloween di Seoul
Jembatan Berumur 100 Tahun Roboh Di India, 120 Orang Tewas
Aktor Lee Ji han Meninggal Dunia di Tragedi Pesta Halloween Itaewon
Polisi Malaysia Selidiki 'Pria Pukul-Tendang Wanita'
Putin: Presiden Jokowi 'My Friend'
MbS Ingin Hapus Mahzab Wahabi Sebagai Satu-Satunya Mahzab di Arab Saudi
Jembatan Bersejarah India Runtuh, Jaksa India Salahkan Kontraktor Renovasi
Biden Murka Zelensky Banyak Mintanya
50 Negara Kutuk Pelanggaran HAM Xinjiang