HALUANRIAU.CO, MALAYSIA - raja malaysia, King Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah meminta kepada aliansi yang terdiri dari Partai ataupun Koalisi dengan total perolehan jumlah kursi terbanyak pada Pemilu Malaysia ke 15 (GE15) untuk dapat segera melapor ke Istana negara paling lambat, Senin (20/11/2022) sebelum pukul 14.00 waktu setempat.
Dilansir dari CNA, media Malaysia, Bernama memberitakan bahwa Pengawas Rumah Tangga Kerajaan, Datuk Seri Ahmad Fadil Syamsuddin mengungkapkan bahwa Raja telah diberitahu terkait hasil Pemilu dimana tidak ada satupun partai politik maupun koalisi yang memperoleh mayoritas sederhana kursi parlemen untuk membentuk pemerintahan yang baru dimana 'Parlemen Gantung' menjadi keadaan pertama kalinya dalam sejarah negeri jiran tersebut.
Dalam keterangan yang dikeluarkan pada Minggu (20/11), Ahmad Fadil Syamsuddin mengatakan bahwa istana telah meminta Ketua Dewan Rakyat, Azizan Harun untuk memberitahu kepada pimpinan partai politik dan koalisi untuk menginformasikan koalisi yang telah disepakati masing-masing serta nama salah satu anggota Dewan Rakyat yang mendapat dukungan mayoritas dari koalisi ini untuk menjadi Perdana Menteri.
Lebih lanjut, besok sebelum jam 2 siang, ia mengungkapkan Raja meminta untuk datang.
Ahmad Fadil mengatakan hal itu sudah sejalan dengan Pasal 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal, dimana keputusan raja dan keputusan tentang pembentukan pemerintahan baru adalah final.
“Raja berpesan kepada rakyat dan pimpinan partai politik untuk menerima dan menghormati proses demokrasi dan menerima hasil Pemilu ke-15 dengan tenang dan terbuka demi menjaga keutuhan negara sebagai warisan di mana terpilih. pemimpin bertindak sebagai wali, ”katanya.
“Raja ingin mengingatkan bahwa negara membutuhkan pemerintahan yang stabil, berwibawa, dan berintegritas untuk melindungi rakyat dan menggerakkan agenda kesejahteraan bangsa."
Ada 222 kursi di Majelis Rendah dan setiap koalisi pemerintahan harus menguasai setidaknya minimal 112 kursi parlemen.
Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional (PN) pimpinan Muhyiddin Yasin kini keduanya berada di posisi terdepan untuk membentuk pemerintahan berikutnya, masing-masing memenangkan 81 dan 73 kursi.
Semua mata kini tertuju pada pembicaraan tertutup dengan calon mitra, termasuk partai-partai yang berbasis di Sabah dan Sarawak serta Barisan Nasional (BN).
Ketua PN, Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa telah diadakan pertemuan dengan presiden Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Abdul Hadi Awang dan Ketua Gabungan Parti Sarawak (GPS), Abang Johari Abang Openg untuk membahas pembentukan federal pemerintah. PAS adalah pihak komponen PN.
Mr Muhyiddin juga mengatakan bahwa negosiasi juga dilakukan dengan pihak lain dan Anggota Parlemen (MP) independen.
“Insya Allah, pemerintah federal bisa segera terbentuk,” kata mantan Perdana Menteri itu.
Dalam salah satu pemilihan paling sengit dalam sejarah Malaysia dengan lebih dari 900 kandidat memperebutkan kursi di parlemen, GPS berhasil memenangkan 22 kursi sementara Gabungan Rakyat Sabah (GRS) memenangkan enam kursi. Mereka sekarang dipandang sebagai calon raja.
Artikel Terkait
Lampu Hijau untuk Timor Leste Gabung ASEAN
Kevin Conroy, Pengisi Suara Animasi Batman Meninggal Dunia
21 Orang Meninggal Dunia akibat Minibus Terguling di Mesir
Donald Trump Dipastikan Nyalon Presiden AS 2024
Biden vs Xi Jinping: Taiwan 'Garis Merah' Pertemanan
Donald Trump Resmi Maju Pilpres AS 2024
Rudal Jatuh di Polandia: Tertuduh Rusia, Ternyata Ukraina Dalangnya
Penceramah Sekte Sesat Turki Divonis 8.658 Tahun Penjara
Pemilu Malaysia Resmi Digelar, 6 Kandidat Diprediksi Jadi PM
Kubu Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin Masing-Masing Klaim Dapat Membentuk Pemerintahan