HALUANRIAU.CO, PRANCIS - Prancis pada, Kamis (18/8/2022) waktu setempat membantah tuduhan dari Menteri Luar Negeri Mali, terkait mempersenjatai para kelompok-kelompok pejuang yang melanggar wilayah udara negara tersebut.
Hubungan Mali dengan Paris telah memburuk sejak kudeta yang di lakukan oleh dewan militer dan mengambil alih kekuasaan negara Afrika sejak Agustus 2020.
Akibat kudeta tersebut, Prancis akhirnya menarik pasukannya sejak misi selama hampir satu dekade.
Tuduhan tersebut menandai buruknya hubungan kedua negara ditengah laporan bahwa pemerintah militer Mali menyewa tentara bayaran dari Rusia untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Militer Prancis yang memicu kekhawatiran baru di antara kekuatan Barat atas situasi keamanan di wilayah Sahel.
Mali mengatakan Prancis telah melanggar wilayah udaranya dan mengirimkan senjata kepada gerilyawan Islam dalam upaya untuk mengacaukan negara Afrika Barat itu, yang terbaru dalam rentetan tuduhan yang menandai akhir dari hubungan dekat kedua negara.
Baca Juga: 6 Personel Polda Riau Raih Penghargaan Medali PBB
Menteri Luar Negeri Mali, Abdoulaye Diop berkirim surat kepada Kepala Dewan Keamanan PBB pada, Senin dimana mereka mengatakan bahwa wilayanya telah dibobol lebih dari 50 kali pada tahun ini, dimana sebagian berasal dari pasukan Prancis yang menggunakan drone, helikopter militer dan jet tempur.
"Pelanggaran mencolok di wilayah udara Mali digunakan oleh Prancis untuk mengumpulkan informasi bagi kelompok teroris yang beroperasi di Sahel dan untuk menjatuhkan senjata dan amunisi kepada mereka," tulis surat itu.
Walaupun demikian, Mali sendiri tidak memberikan bukti terkait tuduhannya. Prancis telah menghabiskan satu dekade dan miliaran dolar untuk membasmi militan Islam, beberapa memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan kelompok Negara Islam, di bekas koloninya dan di seluruh wilayah Sahel.
"Prancis jelas tidak pernah mendukung, secara langsung atau tidak langsung, kelompok teroris ini, yang tetap menjadi musuh yang ditunjuk di seluruh planet ini," tulis kedutaan besar Prancis di Mali di melalui Twitter resmi.
Baca Juga: Diserahkan PT SIR Tahun 2018, Pemprov Mulai Aspal Jalan Lintas Pekanbaru-Perawang
Artikel Terkait
Supertanker Minyak Disambar Petir, Kuba Minta Bantuan
BBM Suriah Naik Dua Kali Lipat, Ekonomi Terpukul
Hujan Deras Sebabkan Ibu Kota Korea Selatan Dilanda Banjir
China: Tidak Ada Ruang Untuk 'Separatis' Taiwan
Mantan Presiden Sri Lanka Tiba di Bangkok, PM Thailand: Hanya Tinggal Sementara, Tidak Ada Suaka Politik
Bantu Krisis Ekonomi Jadi Alasan Presiden Korsel Berikan Grasi Bos Samsung
Jerman Tolak Paspor Baru Indonesia
Media Iran Puji Hadi Matar, Penikam Penulis Buku Ayat Setan: Bravo
Rakesh Jhunjhunwala, Miliarder Asal India Meninggal Dunia
Pengadilan Junta Militer Myanmar Jatuhkan Aung San Suu Kyi 6 Tahun Penjara