HALUANRIAU.CO, DUNIA - Kerusuhan akibat kenaikan bahan bakar di Kazakhstan semakin tidak terelakkan.
Terbaru menurut data Kementerian Dalam Negeri tersebut pada Senin (10/1), melaporkan bahwa hampir 8.000 orang telah di tahan yang berasal dari seluruh penjuru negeri.
Dari yang ditahan tersebut, terdapat beberapa warga asing yang ditangkap.
Pada 2 januari 2022 yang lalu, gelombang protes kenaikan harga BBM bermunculan dan menyebar ke negara Asia Tengah termasuk kota terbesar Kazakhstan, Almaty.
Baca Juga: Jepang Bantu Indonesia Untuk Kurangi Gas Karbondioksida di Pembangkit Listrik
Atas dasar kerusuhan yang tidak terkontrol tersebut, membuat Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev menyebut aksi protes tersebut sebagai tindakan terorisme.
Collective Security Treaty Organization (CSTO) atau Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin oleh Rusia dilaporkan kini telah berhasil menguasai bandara, fasilitas militer dan tempat penting lainya.
CSTO tersebut berdasarkan pernyataan dari Presiden Tokayev akan digunakan oleh pemerintah untuk melanjutkan kegiatan yang disebut dengan pemulihan ketertiban.