Kelaparan Massal, Taliban Desak Amerika Cs Keluarkan Dana Afghanistan yang Mereka Bekukan

- Jumat, 29 Oktober 2021 | 16:51 WIB
Pasuka Taliban di Afganistan (google).
Pasuka Taliban di Afganistan (google).

HALUANRIAU.CO, DUNIA - Pemerintah Taliban Afghanistan mendesak Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya di Eropa mencairkan miliaran dollar cadangan uang mereka.

Hal ini guna segera mengentas krisis uang tunai dan kelaparan massal yang terjadi di negara tersebut.

Afghanistan diketahui menginvestasikan aset miliaran dolar di luar negeri, khususnya di Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya di Eropa, tetapi uang itu dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintahan lama yang didukung Barat pada Agustus lalu.

"Uang itu milik negara Afghanistan. Berikan saja uang kami sendiri," kata juru bicara kementerian Ahmad Wali Haqmal kepada Reuters pada Jumat (29/10/2021).

"Membekukan uang ini tidak etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional," tambahnya.

Seorang pejabat tinggi bank sentral meminta negara-negara Eropa termasuk Jerman untuk mengeluarkan uang milik Afghanistan dari cadangan untuk menghindari keruntuhan ekonomi yang dapat memicu migrasi massal ke Eropa.

"Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang," kata Shah Mehrabi, anggota dewan Bank Sentral Afghanistan, mengatakan kepada Reuters.

"Ada cukup sekarang ... untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun," tambahnya.

Baca Juga: Puluhan Juta Warga Afghanistan Terancam Kelaparan, Taliban Tak Mampu Bayar Gaji Pegawai

"Eropa akan terkena dampak paling parah, jika Afghanistan tidak mendapatkan akses ke uang ini," kata Mehrabi.

"Anda akan mendapat pukulan ganda karena tidak dapat menemukan roti dan tidak mampu membelinya. Orang akan putus asa. Mereka akan pergi ke Eropa," katanya.

Kepergian pasukan AS dan banyak donor internasional meninggalkan Afghanistan tanpa hibah yang biasanya membiayai tiga per empat belanja publik.

Meskipun kekuatan Barat ingin mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan, mereka menolak untuk secara resmi mengakui pemerintah Taliban.

Haqmal mengatakan Afghanistan akan mengizinkan perempuan mendapatkan pendidikan, meskipun tidak di ruang kelas yang sama dengan laki-laki.

Hak asasi manusia, katanya, akan dihormati tetapi dalam kerangka hukum Islam, yang tidak akan mencakup hak-hak gay.

Halaman:

Editor: Eka Buana Putra

Sumber: reuters.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Joe Biden Umumkan Kembali Nyapres AS di 2024

Selasa, 25 April 2023 | 19:02 WIB

Mahathir: Saya akan Terus Berpolitik

Selasa, 28 Maret 2023 | 16:50 WIB
X