HALUANRIAU.CO, PEKANBARU - Suara letusan tembakan terdengar dari Istana Kepresidenan Guinea pada Minggu (5/9/2021). Hal itu disinyalir karena tentara pasukan khusus Guinea melakukan kudeta setelah menggulingkan pemerintahan Presiden Alpha Conde.
Pasukan tentara juga menculik Presiden Alpha Conde ke sebuah tempat yang keberadaannya sulit untuk diketahui.
Meski begitu, keselamatan Presiden Alpha Conde dijamin oleh Kepala Tentara Pasukan Khusus, Mamady Doumbouya.
Penyebab terjadinya kudeta di Guinea adalah kemiskinan yang disebabkan korupsi serta diubahnya konstitusi yang membuat Presiden Alpha Conde bisa menjabat sebagai Presiden Guinea untuk periode yang ketiga.
Presiden Alpha Conde terpilih lagi sebagai Presiden Guinea untuk yang ketiga kalinya pada bulan Oktober 2020.
Baca Juga: JPU Lakukan Kasasi setelah Hakim Vonis Lepas Terdakwa Penipuan Jual Beli Tanah Rp1,1 M
Terpilihnya lagi Alpha Conde sebagai Presiden Guinea memicu protes keras dari masyarakat.
Di sisi lain, seorang warga di ibu kota Konakry bernama Alassane Diallo menggambarkan betapa korupsi telah menjalar hebat di negaranya selama kepemimpinan Presiden Alpha Conde.
"Saat Presiden berkata di mana-mana bahwa dia ingin memberantas korupsi, kasus pengglelapan dana publik justru meningkat," ucapnya.
Mamady Doumbouya mengatakan, kudeta yang dilakukan pasukannya telah resmi menghilangkan pemerintahan beserta segala institusinya.
"Kami akan menulis ulang konstitusi bersama-sama," kata Mamady Doumbouya.
Kudeta yang terjadi di Guinea mendapat reaksi keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres mengatakan bahwa dia sangat mengutuk kudeta yang dilakukan tentara pasukan khusus terhadap Presiden Alpha Conde.
Artikel Terkait
Koruptor Kembali 'Dimanja' KPK dengan Istilah Penyintas Korupsi
KPK Akan Lelang Barang Rampasan Kasus Korupsi, Simak Persyaratan Yang Harus Dipenuhi
Pengadilan Tipikor Pekanbaru Kembali 'Istimewakan' Terdakwa Korupsi, Kali Ini Perkara Proyek Jalan di Kampar
Mursini Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Tipikor Pekanbaru Terkait Korupsi Senilai Rp 13,3 Miliar
Terduga Korupsi Anggaran Pemakaman Covid-19, Bupati Jember Minta Maaf