HALUANRIAU.CO, KAMPAR - Warga Desa Silam, Kecamatan Kuok, Kampar mengeluhkan dampak dari pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatara, seksi Bangkinang-Pangkalan. Sebab bukan hanya debu saja yang menjadi ancaman keselamatan bagi masyarakat, tapi kecepatan mobil truck pengangkut material yang keluar masuk melintas di pemukiman masyarakat juga sangat meresahkan.
Selain itu, juga banyak material berceceran dibadan jalan sihingga dapat membahyakan penguna jalan. Karna dari pihak perusahaan diduga tidak melakukan penyeriman dan juga pembersihan material yang berjatuhan di badan jalan.
Menurut seorang warga inisial AH, pihak perusahaan PT Wijaya Karya (WIKA) sebagai pelaksana kegiatan pembangunan jalan tol tersebut seakan tutup mata atas keluhan warga yang harus menghirup udara penuh debu akibat arus bolak balik truck pengangkut material pengerjaan tol tersebut.
"Pihak perusahaan PT WIKA sebagai pelaksana kegiatan pembangunan jalan Tol Sumatra lintas Pangkalan-Pekanbaru tepatnya di Desa Silam tutup mata atas persoalan ini," kata Ali Kamis (13/10).
Ia sangat menyayangkan sikap perusahan melalui manejemen pelaksana dibawah, Ia juga mempertanyakan seperti apa Standar Opersional Prosedur (SOP) pekerjaan dilapangan.
"Pertanyaan saya, SOP kerja dilapangan dari pihak perusahaan ini seperti apa?. Bukan hanya debu yang mengancam kesehatan kami sebagai masyarakat. Kecepatan kendaran mobil besar yang melintasi pemukiman masyarakat yang keluar masuk angkut material TOL juga sangat meresahkan," kata AH.
Klik di sini untuk mendapatkan voucher Pegadaian
AH meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten kampar melalui PJ Bupati Dr Kamsol MM agar menyikapi persoalan yang tengah meresahkan masyarakat Desa Silam dan sekitar.
"Kita meminta, Pemda Kampar melalui Pj Bupati Kamsol, menyampaikan persoalan ini ke pihak pengelola jalan Tol Trans Sumatra Bangkinang-Pangkalan," ujar AH.
"Sangat disayangkan, Pejabat ditingkat pimpinan bawah terkait hal ini tidak diberikan pemahaman kepada pekerja dibawah. Harapan kami, perhatikan lingkungan dimana objek pekerjaan padat penduduk apa yang seharusnya mereka itu lakukan agar tidak berdampak kepada masyarakat," pungkasnya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Humas PT WIKA, Onga Izul mengatakan belum bisa memberikan tanggapan. Karena dia belum melihat kondisi dilapangan.
"Saya belum bisa beri tanggapan, karna saya belum melihat kondisi di lapangan, untuk itu hubungi langsung pelut yang menangani kegiatan di Desa Silam, pak Romi," kata pria yang sering dipanggil Onga Izul itu.
Sementara Romi yang menangani kegiatan tersebut, saat dihubungi melalui WhatsApp miliknya belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan tersebut.
Baca Juga: Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Kalapas Bangkinang: Mari Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah
Artikel Terkait
Ikut Pj Bupati Kampar ke Malaysia Ada Pejabat Minta Izin Periksa Kesehatan, 'Dalih' Penerbangan Baru Buka
Asah Potensi Warga Binaan, Lapas Bangkinang Taja Pelatihan Sablon Manual
Jabatan Sekda Berakhir Besok, Pj Bupati Kampar : Kita Telah Mengajukan untuk Pelaksanaan Evaluasi
Kamsol Mengaku Belum Mampu Mengatasi Persoalan Banjir dan Perbaikan Islamic Center di Kota Bangkinang
Cegah Terjadi Pungli, Lapas Bangkinang Gencar Lakukan Sosialisasi dan Internalisasi Kepada Petugas
Semarak HUT Ke-58, DPD Partai Golkar Kampar, Siapkan Hadia 2 Unit Sepeda Motor dan Ratusan Doorprize
Sertijab Kasi Datun dan Kasi PB3R, Kajari Kampar Ingatkan Agar Selalu Berbuat Baik
Cegah Terjadi Gangguan Kamtib, Kalapas Bangkinang Sidak Kamar Hunian Warga Binaan
PWI Kampar Gelar Sosialisasi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik untuk 100 Kades se-Kabupaten Kampar
Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Kalapas Bangkinang: Mari Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah