Sampah Menumpuk Usai Event Pacu Jalur, Komunitas Penggiat Alam Sebut Penyelenggara Gagal

- Jumat, 19 Agustus 2022 | 12:13 WIB
Tampak tumpukan sampah ditebing salah satu arena pelaksanaan event pacu jalur tradisional Kabupaten Kuantan Singingi. (Istimewa)
Tampak tumpukan sampah ditebing salah satu arena pelaksanaan event pacu jalur tradisional Kabupaten Kuantan Singingi. (Istimewa)

HALUANRIAU.CO, TELUK KUANTAN-Pelaksanaan Event Budaya Pacu Jalur Tradisional tak 'melulu' menampakkan kemeriahannya saja, ada hal yang menampakkan sisi 'jelek' dari pelaksanaan event kebudayaan kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing) itu.

Sisi jelek yang dimaskud ialah pengelolaan sampah, tumpukan sampah seusai pelaksanaan pacu jalur 'menggunung' di sepanjang arena penonton. Sampah plastik mayoritas, selebihnya sampah dari para pedagang yang berjualan disekitar arena.

Tumpukan sampah itu tidak ditemukan didaratan saja, sampah plastik juga 'menghiasi' aliran Sungai Kuantan disepanjang arena pacuan. Tidak seriusnya pengelolaan sampah itu sudah terbukti dibeberapa event Pacu Jalur yang telah usai dilaksanakan, seperti di Tepian Rajo Pangean, Tepian  Saidina Ali Lubuk Jambi hingga di Tepian Lubuak Sobae Baserah.

Komunitas Penggiat Alam mengecam ketidakbecusan pihak penyelenggara dalam mengelola sampah. Bahkan, pihak penyelenggara terkesan sebelah mata dalam mengatasi sampah ini. Padahal, ini adalah masalah yang besar jika dibiarkan terus menerus terjadi.

Baca Juga: HUT Mahkamah Agung ke 77 tema 'Bangkit Bersama Tegakkan Keadilan', PN Rohil Gelar Syukuran dan Perlombaan

"Sampai saat ini, kami menilai penanganan sampah masih belum berjalan oleh pihak panitia penyelenggara. Berkaca pada event yang telah selesai, masih banyak ditemukan tumpukan sampah pasca pergelaran pacu jalur, dan lebih mirisnya lagi beberapa pedagang membuang sampah ke Sungai Kuantan. Jangan mengira sampah plastik tidak lebih berbahaya dari pada mercury, kasian anak cucu kita nantinya karena sampah plastik butuh 250 tahun agar bisa terurai," tegas salah satu perwakilan dari Komunitas Penggiat Alam, Aceng Supardy, Jumat (19/8).

Meski penyelenggaraan berjalan tanpa adanya kendala yang serius bukan berarti event tersebut sukses digelar. Kegagalan ini tergambarkan dengan tidak adanya pengelolaan sampah oleh pihak penyelenggara. "Kami jelas mengatakan bahwa panitia pada hari ini telah gagal, ini jelas sangat semerawut sekali," ucap Aceng.

Aceng memprediksi tumpukan sampah ini juga akan terjadi dalam pelaksanaan event Pacu Jalur di Tepian Narosa Teluk Kuantan nantinya, sebab terhitung pelaksanaan H-2 belum juga tampak kesiapan pihak penyelenggara dalam pengelolaan sampah.

"Sama sekali tidak ada kesiapan dari panitia. Miris sebenarnya, event yang menghabiskan setengah miliar dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) itu dilihat tidak ada peruntukkannya penanganan sampah, semacam disepelekan," kecam Aceng.

Baca Juga: Banyak Kepala Desa di Meranti yang Mengeluh Tentang Keuangan Desa, Ini Penjelasan Kepala DPKAD

Disisi lain, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kuantan Singingi akan turun dalam mengatasi tumpukan sampah pasca pelaksanaan event Pacu Jalur Tradisional. Nantinya relawan yang tergabung dari beberapa komunitas penggiat alam itu mengatasnamakan dirinya dengan sebutan Relawan Kuantan Zero Sampah.

"Ini bentuk keresahan, kami tergabung dari beberapa organisasi dan kelompok akan memebentuk sebuah relawan, dan ini bukti pengabdian dan kecintaan kami terhadap negeri ini," tegas Ketua HMI Cabang Kuantan Singingi, Nugroho Despendara.

Relawan Kuantan Zero Sampah ini terdiri dari HMI Cab kuansing, OP-PALA, Pendaki kuansing, HIKPA, LIRA Kuansing, FORAKBAR, Kuantan Cares, Barisan Penikmat Alam, Pondok Belantara Adventure Riau, Bidang LHK DPD IMM Riau serta BEM UNIKS.

"Kami juga meminta kepada semua pihak bahwa pengendalian dan pengelolaan sampah pra dan pasca pelaksanaan menjadi atensi kita bersama," tukasnya. 

Halaman:

Editor: Taufik Ilham

Artikel Terkait

Terkini

X