Gerakan Riau Membaca Taja Bincang Buku Bersama Teratak Literasi

- Senin, 21 Maret 2022 | 10:10 WIB
Suasana berlangsungnya Bincang Buku di Teratak Literasi. (Istimewa)
Suasana berlangsungnya Bincang Buku di Teratak Literasi. (Istimewa)

HALUANRIAU.CO, PEKANBARU-Gerakan Riau Membaca (GRM) bekerja sama dengan Teratak Literasi untuk pertama kalinya mengadakan Bincang Buku di Teratak Literasi.Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (20/3). Dua puluhan lebih pegiat literasi hadir di forum bincang buku tersebut.

Buku yang didiskusikan adalah karya sastra, kumpulan cerita pendek karya Norham Abdul Wahab dengan judul Faqih Yang Kesepian.

Hadir narasumber tunggal untuk membedah novel itu, Datuk Taufik Ikram Jamil. Dengan bersemangat dan hadir tepat waktu, beliau memberi ulasan karya cerpen tersebut.

Datuk Taufik memang juga memberikan Prolog yang dapat dibaca di buku yang baru terbit di Februari tahun 2022. Dengan celana panjang, kaos pendek berkerah, dan berkupyah beliau bercerita tentang dunia sastra, dan khususnya cerpen Faqih Yang Kesepian.

Judul buku itu diambil dari salah satu judul cerpen  dari 12 judul Cerpen yang ditulis Norham Abdul Wahab. Datuk Taufik Ikram Jamil berujar, "Saya tidak setuju ketika orang mengatakan suatu karya sudah keluar maka mati lah seorang pengarang, seorang pengarang harus bertanggung jawab atas karya nya,".

“Faqih gani seorang yang sangat luar biasa, tulisan latin nya bagus, orang yang ditakuti juga dikagumi dengan kemampuan yang tidak masuk akal manusia," begitu kata Datuk dengan semangat membara.

Datuk menilai bahwa salah satu karakter kesusastraan di Riau adalah sosio religi. Norham Abdul wahab adalah salah satu penulis yang melekat dengan karakter itu. Tulisan-tulisannya banyak menyoroti berbagai problematika sosial keagamaan yang ia amati dengan sudut pandang sufistik.

Dan dari jejak kehidupannya, dapat kita simak mengapa ia saat ini memilih bertahanus di pondok Temboro Jawa Timur. Semua tak lepas dari perspektif sosio religi yang dianutnya. 

Selain mengulas buku, Datuk Taufik Ikran Jamil memberikan pengalaman-pengalamanya saat memulai di dunia kepenulisan. Banyak inspirasi yang bisa dipetik dari situ. Bagaimana ia bekerja di perusahaan Kompas, yang ia sebut sebagai “surga” sang penulis.

Namun ia juga menyoroti munculnya degradasi kesusastraan di Indonesia pada umumnya dan Riau pada khususnya. Dan dia bersyukur adanya inisiasi kegiatan bincang buku di komunitas rumah baca.

“Ini sudah banyak sekali yang hadir. Jika yang hadir selalu begini, saya optimis masa depan dunia literasi di Riau akan lebih baik”, ucapnya saat melihat peserta yang antusias.

Bincang buku ini juga dihadiri oleh Dr. Promadi, Kepala Pusat Bahasa UIN Suska Riau. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini. Wamdi, sebagai moderator kegiatan, dan inisiator Gerakan Riau Membaca berharap melalui program sederhana Gerakan Riau Membaca 1 buku 1 bulan akan meningkatkan indeks literasi di Provinsi Riau.

Dari berbagai laporan, diketahui salah satu tantangan bangsa kita adalah soal tingkat literasi. “saya berharap setiap komunitas literasi memiliki agenda literasi yang terstruktur baik, sehingga denyut literasi selalu hidup dalam mencerahkan masyarakat”, tukasnya.

Pamula Trisna Suri, Ketua Teratak Literasi, yang juga pengajar di SMP4 Pekanbaru merasa terhormat kedatangan Datuk Taufik Ikram Jamil beserta teman-teman pegiat literasi dalam bincang buku ini.

Halaman:

Editor: Akmal

Terkini

Kios Sementara Pedangang Pasar Cik Puan Dibangun

Senin, 13 Maret 2023 | 16:19 WIB
X