HALUANRIAU.CO, KUANTAN SINGINGI - Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) bukan persoalan yang dilatar belakangi faktor ekonomi yang kian memburuk. Justru aktivitas ilegal tersebut terjadi karena adanya pemodal merupakan orang-orang beruang dan berkantong tebal.
Mengapa tidak, meski sering dirazia oleh polisi dengan cara memburu pelaku, merusak mesin dengan cara dihancurkan dan bahkan dibakar oleh pihak berwajib, namun aktivitas PETI masih tetap berlanjut, Sabtu (25/03/2023).
Tidak tanggung tanggung, aktivitas pelaku kembali merusak Arena Pacuan Tepian Sayidina Ali, Desa Luai, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Aktivitas itu kembali merusak tepat berada di Pancang Finish Arena Pacuan dan hampir sejajar lurus dengan tribun finish.
Baca Juga: Tiga Partai Koalisi Perubahan Teken Piagam Kerjasama, Demokrat Riau Siap Tindak Lanjuti
"Tepat persis di tengah pulau pancang finish," ujar sumber Haluanriau.co saat dikonfirmasi.
Namun, kata sumber, meski memporak-porandakan Arena Pacuan, sampai saat ini belum juga ada tindakan dari aparat penegak hukum (APH), Forkopicam, baikpun Desa.
"Itu kan Arena Pacu, seharusnya APH tidak tutup mata, pemerintahan kecamatan, serta pemerintahan desa, seolah olah ada pembiaran, itu kan gelanggang tua, dan gelanggang rayon pacu tradisional yang merupakan tradisi kita orang Kuantan," ucapnya.
Baca Juga: Bupati Alfedri Buka Pasar Beduk Samping Masjid Al-Fatah
Disesalkannya, selama aktivitas PETI beroperasi seperti dompeng (mesin biodiesel) maupun setingkai (Robin) di Arena Pacuan Sayidina Ali belum ada satupun pelaku yang tertangkap.
"Semenjak bekerja, belum ada pelaku yang tertangkap, bahkan ada yang bawa rakit dompeng kabur saat razia, apalah susahnya mencari pelaku, tinggal mengikuti," ujar sumber kesal.