HALUANRIAU.CO, PEKANBARU- Guna mengantisipasi penyebaran wabah Corona atau yang dikenal dengan virus Covid 19 bagi masyarakat khususya di Riau, Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) memberlakukan kebijakan meniadakan perkuliahan tatap muka langsung bagi 9 ribu civitas akademika dan menggantinya dengan sistem perkuliahan secara online. Penerapan kuliah online ini diberlakukan mulai 17 Maret (hari ini, red) hingga 31 Maret 2020 mendatang.
Demikian disampaikan Rektor UMRI, Dr Mubarak bahwa kebijakan ini merujuk imbauan Presiden Joko Widodo agar tidak banyak beraktifitas di luar rumah dan tetap tenang. Kemudian berdasarkan surat edaran Mendikbud nomor 3 Tahun 2020 terkait pencegahan perkembangan dan penyebaran Covid 19 (Virus Corona). Selain itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga telah mengeluarkan surat maklumat tentang wabah Covid 19.
"Berdasarkan himbauan tersebut, maka kita seluruh civitas akademika UMRI harus peduli dengan masalah (Virus Corona) ini. Virus ini sudah menjadi pandemi, artinya sudah menyebar luas ke berbagai negara di dunia. Tentunya Indonesia sebagai bagian dari dunia juga memperhatikan hal tersebut, termasuk kita di UMRI," ujar Mubarak yang turut didampingi para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan dan para dosen, Senin (16/3).
Dijelaskannya, kebijakan yang diambil oleh UMRI demi mencegah penyebaran Covid 19 tersebut yaitu UMRI mengganti sistem pembelajaran tatap muka antara dosen dan mahasiwa dengan pembelajaran jarak jauh atau perkuliahan secara online. Perkuliahan secara online tersebut efektif diterapkan selama 2 pekan, mulai dari tanggal 17 sampai 31 Maret 2020. Kebijakan itu sendiri, sambungnya, dilakukan oleh UMRI sebagai upaya lockdown sementara di lingkungan kampus. Selama kuliah dengan metode jarak jauh itu, mahasiswa dan dosen pun dapat menggunakan aplikasi online yang sudah disepakati bersama.
Kebijakan selanjutnya, selama lockdown UMRI juga akan melakukan mitigasi pencegahan Covid 19 dengan cara penerapan thermal scanner, sterilisasi ringan melalui penggunaan disinfektan di area kampus serta penggunaan hand sanitizer bagi pengunjung yang datang ke kampus. Di samping itu, UMRI juga menunda pelaksanaan wisu
da yang semestinya diadakan pada 4 April 2020 mendatang. Proses wisuda tersebut ditunda hingga batas waktu yang belum ditetapkan.
Meski begitu, kata Mubarak lagi, di tanggal 4 April tersebut, wisudawan/i yang prosesi wisudanya tertunda tetap dapat mengambil ijazahnya diprodi masing-masing "Jadi walaupun di tengah mewabahnya Corona ini, kita pastikan sistem perkuliahan di UMRI tidak akan terkendala. Kita tidak libur, hanya mengganti metode perkuliahannya saja. Dari yang biasanya tatap muka, kita ganti menjadi perkuliahan online. Intinya memindahkan aktifitas perkuliahan ke rumah masingmasing," tuturnya.
Disela kesempatannya, Rektor pun memastikan bahwa seluruh aktifitas perkuliahan online dikontrol dan diawasi oleh penjaminan mutu UMRI. Sehingga mahasiswa/i bandel yang tidak kuliah akan tetap ketahuan.
"Ada lebih kurang 9 ribuan civitas akademika UMRI yang kita terapkan perkuliahan online ini. Jadi tidak hanya untuk mahasiswa saja," paparnya.
Luncurkan 4 Aplikasi Online dan Sanitazer
Dalam kesempatan itu pula, ditambahkan Mubarak, UMRI juga mengeluarkan kebijakan dengan meluncurkan 4 sistem layanan penunjang kegiatan akademik maupun non akademik yakni Sipatu (Sistem Layanan Akademik Terpadu) online, Sijamu (Sistem Penjamin Mutu) online, Siratu (Sistem Seminar Terpadu) online serta Silat (Sistem Layanan Terpadu) online.
Tak sampai disitu, pihaknya melalui Fakultas MIPA dan Kesehatan UMRI bahkan membuat inovasi dengan menciptakan Hand Sanitizer UMRI. Hand sanitizer itu sendiri dibuat hanya dalam waktu satu hari saja oleh dosen Prodi Kimia, Rahmadini Syafri bersama sejumlah mahasiswa Prodi Kimia.
"Kalau hand sanitizer ini dibuat oleh dosen dan mahasiswa Prodi Kimia dan masih sebatas untuk internal UMRI saja. Tidak kita perjualbelikan. Tapi kedepannya kita juga berencana mengujinya di BPOM agar bisa kita sebarkan juga untuk masyarakat luas," pungkasnya.